Fimela.com, Jakarta Awal pertemuan Ferry Maryadi dan Deswita Maharani terjadi saat keduanya tampil dalam acara di sebuah stasiun televisi pada 1999-an. Saat itu hubungan mereka hanya sebatas teman, tidak lebih dari itu. Ia sendiri masih berstatus sebagai suami dari Risma Nilawaty. Namun, di tengah perjalanan rumah tangga Ferry dan Risma yang dibina sejak 2003 kandas pada 2010.
Setelah tak bersua beberapa lama, Ferry akhirnya bertemu lagi dengan Deswita. Namun, dalam suasana dan kondisi yang berbeda. Usia pemain film Bad Wolves pun cukup matang dan menjadi 'duren' alias 'duda keren'. Dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya, mereka mulai terlibat perbincangan serius tentang kehidupan.
"Bagaimana menghadapi masa depan, mendidik anak, keluarga, cara hidup," kenang lelaki kelahiran 23 Maret 1974 saat berbincang dengan Binatang.com, Rabu (22/3/2017) malam.
Hubungan mereka lambat-laun makin dekat. Ferry tak tahu kapan resmi jadian dengan perempuan kelahiran Jakarta, 7 Desember 1980 itu. Sebuah pertanyaan penting sempat muncul dalam benak Ferry, apalagi yang ia cari di dunia ini. Pertanyaan itu terus menggelitik dalam batin. Hal itu yang kemudian ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Wita, begitu Deswita Maharani akrab disapa.
"Kamu punya pasangan (pacar) enggak?" tanya Ferry. "Enggak, kok," jawab perempuan yang main dalam sinetron Mermaid In Love itu singkat, seperti ditirukan Ferry.
Pertanyaan itu diungkapkan Ferry karena ia pernah gagal berumah tangga. Lulusan Akademi Parawisata Trisakti juga sudah dan punya anak, Harliafa Princi Maryadi, dan tak punya rumah, sementara Wita belum menikah. Apa mungkin Wita mau menikah dengan Ferry dengan kondisi itu.
Ia menegaskan hanya punya motor Harley, karena ia hobi motor. Hal tersebut bisa dimaklumi, karena usai bercerai kondisi ekonomi Ferry sempat hancur. Untuk lebih meyakinkan dirinya, pada suatu malam Ferry melaksanakan salat istikharah.
Ia memohon agar diberikan petunjuk oleh Allah. Apa yang terjadi, Ferry siap menghadapinya. Ia menikah karena sungguh-sungguh membutuhkan Wita.
" Aku butuh kamu," tegas pemain sinetron Rama dan Ramona pada Wita.
Dalam sebuah kesempatan, Ferry berusaha mengungkapkan isi hatinya kepada orang tua Wita. Ia memberanikan diri untuk meminang putrinya itu.
"Tanya aja sama dia, mau atau enggak?" jawab orang tua Wita, seperti dituturkan Ferry.
Menikah di Rumah Sakit
Sebelum lamaran, ibunda Wita masuk rumah sakit di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Dari awalnya masuk ruang ICU hingga ke ruang ICCU. Kondisi ibunda Wita makin menurun. Dalam kondisi yang panik, dari luar telepon genggam Ferry berdering. Sahabatnya, Irfan Hakim menelepon. Ia berharap Ferry untuk segera menikahi Wita jika memang serius.
"Kalau kamu serius dengan Wita, nikahi besok aja," kata Irfan, seperti ditirukan Ferry. "Mumpung ibunya masih ada," sambung Irfan.
Hati Ferry berkecamuk. Di satu sisi, ibunda Wita sedang sakit, sedangkan di sisi lain dia diminta untuk segera menikah. Sesaat kemudian Ferry menelepon Wita. Ternyata, Irfan pun sudah memberitahukan Wita.
"Aku perempuan, silakan akang aja," jawab Wita.
Untuk makin meneguhkan pilihannya, Ferry Maryadi kembali melakukan salat istikharah. Ia kembali meminta petunjuk dari Allah agar ditunjukan pilihannya yang tepat. Saat itu kondisi ibunda Wita, Kusyeti, makin menurun akibat penyakit lever yang dideritanya.
Saat ditelepon, Ferry sedang ngemsi pada sebuah acara di Bandung. Hati Ferry resah karena acara belum selesai, masih menunggu penutupan (closing). Ia kemudian dengan berat hati kepada panitia acara untuk meninggalkan acara tersebut. Ia bersyukur, panitia mengizinkan untuk meninggalkan acara itu untuk segera kembali ke Jakarta.
Dengan mengenakan pakaian olahraga, Ferry meluncur ke Jakarta, ke rumah sakit tempat ibunda Wita dirawat. Dalam perjalanan, ia menelepon orang tuanya. Semua dimudahkan Allah, ternyata kedua orang tua Ferry pun sedang berada di Jakarta, tak di Bandung. Mereka sedang menghadiri sebuah acara di Jakarta. Orang tua Ferry kaget karena putranya itu ingin menikah.
Orang tua Ferry kemudian berangkat ke rumah sakit. Saat Ferry tiba, hari menjelang malam. Ia berpikir siapa yang akan menjadi penghulu pernikahannya. Setelah bicara, sepupu Wita akhirnya setuju menikahkan Ferry dan Wita, karena kebetulan sepupunya penghulu.
Dalam ruangan ICU, baik keluarga Ferry dan Wita berkumpul di ruang perawatan Kusyeti yang sedang kritis. Ia mengumpamakan saat itu kondisi kesehatan calon ibu mertuanya tinggal 10 persen. Tak lama, Ferry mendekati calon ibu mertuanya yang sedang berbaring. Ia membisikinya secara perlahan.
"Bu, Erry minta izin untuk menikahi Wita. Kalau ibu mengizinkan, tolong cengkram tangan Erry (Ferry)," ucap pemain sinetron Mermaid In Love itu.
Kusyeti pun mencengkran tangan Ferry sebagai tanda persetujuannya. Akad nikah pun digelar di dalam ruangan itu. Ferry mengungkapkan sempat meminjam peci petugas di rumah sakit, sedangkan Wita meminjam kerudung oleh seseorang di sana. Sambil ijab kabul, ibunda Wita muntah darah. Suasana panik. Semua menangis.
Umrah, Anak, dan Keharmonisan
Saat para saksi yang hadir dalam ruangan ICU itu mengucap kata 'sah', ibunda Wita menitikkan air mata. Ferry lalu mendekati ibu mertuanya dan membisikkan kalimat bahwa ia dan Wita sudah resmi menikah. Tak beberapa lama, ibunda Wita menghembuskan napas terakhirnya. Saat itu jarum jam menunjukkan angka 20.30 WIB, tepat 15 Januari 2012.
Saat kondisi Ferry dan Wita mulai tenang setelah ditinggal orang tercintanya, Ferry dan Wita bulan madu ke Bali. Mereka bersyukur berbagai fasilitas gratis selama bulan madu di sana. Kebetulan Ferry punya sahabat di sana. Rasa syukur juga diucapak Ferry dan Wita, karena mereka juga mendapatkan perjalanan ibadah umrah gratis. Mereka berdoa di Raudhah dan Hijir Ismail. Doa mereka sederhana, memohon diberikan keturunan.
"Usai pulang umrah, Wita nggak datang bulan. Saya yakin Wita hamil. Ternyata benar. Beberapa bulan tes, Wita hamil anak laki-laki. Wah, kami senang banget," ucap Ferry.
Pada Jumat, 2 Januari 2015 pukul 03.00 dini hari, Deswita melahirkan bayi laki-laki. Mereka menyematkan nama Kabay Anaking Maryadi. Sementara itu, anak pertama Ferry, Harliafa Princi Maryadi, berusia 11 tahun.
"Saya enggak pernah bernada tinggi pada anak-anak saya," tutur Ferry. "Saya enggak pernah membentak istri saya, meski di rumah dia sering bawel," sambung Ferry tertawa.
Ferry mengungkapkan untuk menjaga rumah tangganya tetap harmonis, mereka berusaha untuk saling mengalah jika terjadi perbedaan. Ia dan Wita berprinsip, masalah besar harus dikecilkan, sedangkan masalah kecil harus dihilangkan. Selain itu, ia juga memberikan kebebasan pada Wita untuk berkarier. Syaratnya, anak tak terlantar, rumah bersih, dan tak melarang hobinya.
"Karena saya hobi motor, saya enggak perlu diganggu kalau saya mau touring. Karena saya juga enggak aneh-aneh," kata Ferry Maryadi.