Fimela.com, Jakarta Angker, menyeramkan, menakutkan, mungkin itulah beberapa kata yang sepertinya sangat cocok digunakan untuk menggambarkan keadaan jembatan yang harus dilalui oleh ibu guru Lusia setiap harinya. Bu Lusia adalah guru di SD Negeri Nomor 27 Sungai Manyan, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Ya, demi mengajar murid-muridnya ia rela melewati jembatan yang bisa dibilang tak layak digunakan untuk orang menyebrang. Namun kenyataannya itulah jembatan yang harus digunakan oleh bu Lusia setiap harinya. Jembatan tersebutlah yang menghubungkan dirinya dengan harapan serta semangat para murid-murid yang setia menunggunya.
“Perjuangan seorang guru di pedalaman terpencil perhuluan kayan demi mencerdaskan kehidupan bangsa,” demikian tulisan yang menyertai foto bu Lusia yang diunggah oleh pemilik akun Facebook Askiman Sintang pada Sabtu, (18/3/2017). Dalam foto tersebut terlihat bu Lusia tengah mengenakan seragam batik sedang melangkahkan kakinya di jembatan yang terbuat dari bambu.
Bukan hanya jembatan angker yang harus bu Lusia lewati setiap hari. Bagaimana kalau hujan deras? Jembatan tersebut tentunya akan sangat licin, serta yang lebih menyeramkan lagi adalah arus sungai di bawah jembatan tersebut akan sangat deras dan berbahaya. Tapi, itu semua tak menghentikan langkah ibu guru yang baru diangkat sebagai PNS pada tahun 2009 ini untuk mengajar.