Hanung Bramantyo Gambarkan Perlawanan Kartini Pada Diskriminasi

Rivan Yuristiawan diperbarui 23 Mar 2017, 13:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebelum film berjudul Kartini yang akan tayang pada April 2017 mendatang, beberapa film lain yang juga mengangkat sosok Raden Ajeng Kartini sebagai inti cerita memang sudah beberapa kali digarap oleh sineas tanah air. Jauh sebelum Surat Cinta untuk Kartini, film tentang sosok Kartini juga sudah pernah ditampilkan dalam film karya Sjuman Jaya pada medio 1980an lalu.

Maka dari itu, Hanung Bramantyo sebagai sutradara film yang diproduksi oleh Legacy Pictures tersebut pun memberikan perbedaanya. Jika Surat Cinta untuk Kartini merupakan sudut pandang dari orang di luar pendopo yang mengagumi sosok Kartini, film Kartini karya Sjuman Jaya juga dianggap kurang mengupas secara mendalam tentang sosok Kartini dan perjuangannya.

"Episode yang ditampilkan pak Sjuman Jaya itu seperti babakan-babakan sejarah. Dalam film itu, saya belum menemukan alasan yang kuat mengapa Kartini lebih memilih menikah ketimbang tinggal bersama ibunya. Karena saya penasaran, makanya saya menelusuri," ucap Hanung Bramantyo saat memperkenalkan Trailer resmi, website, dan original soundtrack film Kartini di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2017).

Hal tersebut yang akhirnya membuat Hanung Bramantyo membutuhkan riset mendalam saat penggarapan film Kartini yang sudah digembar-gembor sejak 2015 lalu.

Kini, saat film Kartini sudah siap untuk ditayangkan, Hanung pun berharap para penonton filmnya tak hanya melihat sosok Kartini melalui tulisan-tulisan yang inspiratif, melainkan dari apa yang dilakukan Kartini untuk menghapuskan diskriminasi gender yang kala itu masih kental di lingkungannya.

"Saya pengen penonton belajar dari film ini bukan karena petuah-petuahnya (Kartini), tapi bagaimana sikap dan aksi Kartini," tutur
Hanung Bramantyo.