Fimela.com, Jakarta Untuk pertama kalinya, Rossa merilis single berbahasa Inggris. Single berjudul Body Speak ini resmi dirilis di Singapura pada 22 Februari 2017. Bukan sekedar single berbahasa asing, ada banyak cerita yang tersimpan di balik Body Speak.
***
Di mata publik, single Body Speak adalah sebuah transformasi drastis dari pemilik nama Sri Rossa Roslaina Handayani ini. Selain menggunakan unsur EDM yang kekinian, dalam video klip dia juga menampilkan dance yang sangat enerjik. Publik seolah melihat wajah baru Rossa, yang selama ini banyak dikenal dengan single ballad.
Namun di balik apiknya single Body Speak, ada cerita menarik yang layak untuk digali. Bahkan untuk ukuran penyanyi senior seperti Rossa, single ini pun mengandung kesulitan yang sangat tinggi karena lirik-liriknya yang berbahasa Inggris. Dia pun membutuhkan waktu lebih lama untuk menggarap lagunya ini.
“Susah banget, terutama di pronounce. Susahnya karena harus bener, precise, tepat. Jadi Mitch Allan, Vocal Producer aku, ga mau lagu ini kedengaran kaya dinyanyiin orang Indonesia yang sok bahasa Inggris. Jadi bener-bener soundnya harus bener. Selain itu kan juga karena mempertaruhkan nama dia juga kan,” cerita Rossa saat hadir ke kantor Bintang.com.
Karena kendala inilah Rossa mengaku menghabiskan waktu lebih lama untuk take vokal. Penyanyi yang sebelumnya mampu menyelesaikan take hanya dalam waktu setengah jam saja ini, pada akhirnya harus menghabiskan kurang lebih tiga jam untuk menyelesaikan semuanya.
Meski demikian, Rossa mengaku sangat puas dengan karyanya yang satu ini. Dia pun juga menceritakan suka dukanya bekerja sama dengan Mitch Allan, yang notabene pernah menggarap musik Demi Lovato dan Selena Gomez. Seperti apa ceritanya? Berikut petikan wawancaranya!
Bukan Go International
Walau single Body Speak dirilis dalam bahasa Inggris, nyatanya Rossa menolak jika dikatakan dia berusaha go international. Dia tidak pernah berpikir ke arah sana karena menyadari bahwa dia memiliki keterbatasan.
Rossa baru saja merilis single?
Ada dua single, pertama Cinta dalam Hidupku, itu soundtrack London Love Story. Kalau yang kemarin di Singapura launching Body Speak, nantinya akan masuk dalam satu album, yaitu New Chapter.
Body Speak berbahasa Inggris, apakah persiapan go international?
Sebenarnya enggak. Aku terus terang kalau untuk go international ga pernah kepikiran. Karena aku ga boleh pindah ke luar negeri sama Mama. Jadi aku ga dapat izin. Jadi aku pikir lagu ini bukan go international, tapi lebih nunjukin ke dunia luar bahwa Indonesia juga memiliki kualitas musik yang tidak kalah dari negara lain. Terbukti kaya kemarin pas launching di Sigapura semua orang support banget.
Kenapa Mama larang go international?
Ga tahu, pokoknya ga boleh aja pindah ke luar negeri, mau sekolah kek, apa kek. Dari dulu banyak kesempatan tapi memang ga boleh, gimana dong. Sedih ga? Gue itu beneran ga boleh. Pokoknya di Jakarta aja.
Kalau go international memang harus ke luar negeri?
Harus. Karena menurut aku ga akan maksimal kalau misal kita tetap tinggal di Indonesia, tapi pengen punya karir internasional. Pasti ga maksimal. Bayangin aja promosi, harus karir dari awal kan.
Penggarapan video klip seperti apa?
Ini bikinan orang Indonesia, dan semuanya dilakukan di Jakarta. Jadi anak negeri juga juga punya kualitas yang ga kalah sama internasional.
Kenapa dirilis di Singapura?
Base aku, pecinta Rossa itu kan ada di tiga negara, Indonesia, Malaysia sama Singapura. Misalnya lagu yang khusus dibikin di Singapura atau Malaysia, di Indonesia ga ada. Supaya bisa kasih special treatment buat pecinta di negara lain lah. Buat aku mereka sangat menghargai kita. Lalu kenapa Singapura, pertama itu negara yang sangat international-minded, jadi kaya gerbang international. Makanya aku pilih Singapura.
Susahnya Rekaman Lagu
Rossa mengakui bahwa menggarap single berbahasa asing bukan perkara mudah. Dia mengaku menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya untuk menggarap single Body Speak. Meski demikian, dia merasa beruntung karena bekerja sama dengan director ternama.
Dikenal dengan lagu sendu, kenapa beralih ke dance?
Sebenarnya enggak juga sih, dari zaman lagu pudar, dan lain-lain udah dance. Cuma mungkin karena ini berbahasa Inggris, lebih kekinian, dan sekarang banyak media sosial jadi terkesan kaya berubah haluan. Kalau dulu kan enggak, jadi orang gak cepet ingat. Dari dulu lagu upbeat aku banyak yang dance. Kalau ditanya apa yang beda, karena aku selalu di setiap album pengen hal yang beda dan belum pernah aku lakukan. Salah satunya kolaborasi dengan musisi internasional.
Untuk penggarapan single ini, siapa yang jadi acuan?
Acuan ya paling artis luar negeri, siapa aja, bisa J-Lo, Selena Gomez, karena mereka cantik, keren, dan kekinian. Kaya J-Lo aja umurnya udah 40 sekian tapi selalu kelihatan keren. Jadi kayaknya kita sebagai cewek-cewek juga harus jaga badan, jaga kecantikan, dan jaga kesehatan kulit.
Bagaimana rasanya bekerja sama dengan produser Selena Gomez dan Demi Lovato?
Aku jadi belajar banyak. Cara nyanyi yang bener, bahasa Inggrisnya gimana. Aku ga mau dibilang salah pronounce dan lain sebagainya. Terus yang ngarahin aku emang ahlinya. Jadi kalau orang yang bilang salah berarti sok tahu. Karena yang ngawasi kan emang orang sananya yang udah terbukti kualitasnya?
Bagaimana proses take vokalnya?
Take vokalnya tiga jam. Tapi kalau orang lain bisa sampai tiga hari. Orang sini biasanya rekaman paling cepet enam jam, bahkan mungkin bisa lebih. Tapi kalau aku rekaman lagu ballad bisa cepet, paling satu jam. Ada juga yang cuma setengah jam. Kaya Tegar tuh aku cuma setengah jam. Tapi pas ini, Body Speak, karena pake bahasa Inggris jadi tiga jam.
Susah melakukan take vokal?
Susah banget, terutama di pronounce. Susahnya karena harus bener, precise, tepat. Jadi Mitch Allan, Vocal Producer aku, ga mau lagu ini kedengaran kaya dinyanyiin orang Indonesia yang sok bahasa Inggris. Jadi bener-bener soundnya harus bener. Selain itu kan juga karena mempertaruhkan nama dia juga kan.
Sempat bertukar cerita dengan Mitch Allan?
Iya, dia cerita soal Kelly Clarkson, waktu bikin lagunya gimana. Kalau cerita yang paling ingat sih waktu garap lagu Demi Lovato, Heart Attack, itu dia nyanyi terus tiga hari, mau ubah lagi, ubah lagi. Karena sistem rekaman kan lain-lain tiap artis. Ada yang suka lama, ntar dia benerin lagi. Kalau aku ga terlalu seneng kaya gitu. Kalau aku lebih cepet, lebih jujur.
Walau sempat mengalami kesulitan, nyatanya Rossa berhasil menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam single Body Speak. Semoga saja harapannya untuk mengenalkan karya anak negeri ke dunia luar bisa tercapai lewat singlenya ini.