Fimela.com, Jakarta Asap rokok belakangan ini semakin berkurang. Namun, berganti dengan asap yang mengepul lebih banyak, namun memiliki aroma yang enak. Kadang tercium aroma buah-buahan, vanila, cheese cake, dan lainnya. Ya, rokok elektrik atau vape kini semakin populer.
Bukan cuma anak muda, tapi vape juga menyambar hampir seluruh kalangan. Toko-toko vape baik yang dipinggir jalan menggunakan mobil, hingga toko-toko kecil di mal yang menjual cairan serta alatnya mulai menjamur. Alasan sebagian penggunanya, vape bisa mengurangi mereka untuk merokok. Sehingga paru-paru dan jantung mereka bisa terselamatkan tanpa harus 'sengsara' meninggalkan rokok. Tapi, apakah benar vape lebih tak berbahaya dibanding rokok?
1. Dilansir Telegraph, sebuah penelitian dilakukan Imperial College London di Inggris soal bahaya vape atau e-cigarettes. Ternyata, efek yang akan muncul pada penggunanya mirip dengan rokok. Vape juga ternyata merusak arteri dan jantung. Hanya saja, efeknya akan muncul 10-20 tahun sejak kamu mulai menggunakannya.
2. Dilansir dari Alo Dokter, BPOM mengatakan vape mengandung nikotin cair dan bahan pelarut propilen glikol, dieter glikol, dan gliserin yang kalau dipanaskan akan menciptakan senyawa nitrosamine. Nah senyawa inilah yang bisa menyebabkan kanker, inflamasi dalam tubuh, infeksi paru-paru dan meningkatkan risiko asma, stroke serta penyakit jantung.
3. Parahnya, senyawa kimia ini akan semakin banyak dan berbahaya, kalau berada di dalam alat yang panas. Jadi, vape atau e-cigarette ternyata tak juga menjadi alternatif yang baik untuk jauh dari bahan-bahan berbahaya yang dikandung rokok.