Fimela.com, Jakarta Jangan percaya dengan pesan berantai yang ternyata isinya cuma hoax. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika pun telah menjelaskan dalam website resminya Bmkg.go.id bahwa equinox bukanlah fenomena alam yang mengkhawatirkan atau bahkan harus ditakuti seperti yang tertulis dalam pesan berantai yang ternyata hanyalah pesan hoax tersebut.
“Equinox bukan merupakan fenomena seperti HeatWave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama,” jelas BMKG, seperti dikutip dari Bmkg.go.id, Selasa (22/3/2017).
Dijelaskan pula bahwa Equinox adalah salah satu fenomena astronomi Matahari melintas garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 maret dan 23 Maret. Meskipun tidak berbahaya, namun ada beberapa hal yang juga harus kamu persiapkan saat equinox berlangsung.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S Swarinto mengatakan masyarakat diharapkan tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas, dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.
“BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox, sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang,” jelas Yunus, seperti dikutip dari Liputan6.com, Selasa (21/3/2017).
Yunus menjelaskan bahwa fenomena equinox memang dapat menyebabkan distribusi cahaya matahari relatif lebih signifikan di sekitar ekuator (khatulistiwa). Sehingga kondisi permukaan bumi relatif lebih panas daripada biasanya dapat terjadi.
"Suhu rata-rata di wilayah Indonesia saat periode equinox berkisar 32-36 derajat Celsius. Dan itu tergantung pada kondisi cuaca. Jika banyak awan, maka suhu maksimumnya relatif tidak terlalu panas," pungkas Yunus.