Larangan Keluar Rumah Saat Equinox Berlangsung Cuma Hoax!

Gadis Abdul diperbarui 17 Mar 2017, 10:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Pada 21 Maret 2017 nanti Indonesia akan mengalami fenomena equinox. Lalu apakah fenomena alam tersebut berbahaya untuk masyarakat Indonesia? Ya, beberapa hari ini mungkin kamu telah menjadi salah satu korban dari berita hoax yang beredar tentang bahaya fenomena equinox.

Namun sayangnya, tak sedikit orang yang percaya dengan berita hoax tersebut. Jika dilihat berita hoax tersebut memang sedikit menakutkan bahkan ada kalimat yang menjelaskan jika sebaiknya masyarakat Indonesia tidak meninggalkan rumah di jam-jam tertentu. Di bawah ini adalah isi pesan berantai yang tersebar melalui berbagai aplikasi pesan singkat.

“Dear all, karena fenomena Equinox yang akan mempengaruhi Malaysia, Singapura dan Indonesia di 5 hari ke depan. Please tinggal di dalam rumah terutama dari jam 12:00-15:00 setiap hari. Suhu akan berfluktuasi sampai 40 derajat Celcius. Hal ini dapat dengan mudah menyebabkan dehidrasi dan matahari stroke. (Ps: Fenomena ini adalah karena matahari diposisikan tepat di atas garis khatulistiwa di tanggal 20 Maret). Harap menjaga diri agar tidak dehidrasi. Setiap orang harus mengkonsumsi sekitar 3 liter cairan setiap hari. Memonitor tekanan darah. Kemungkinan mendapatkan serangan panas. Mandi air dingin sesering mungkin. Mengurangi makan daging, perbanyak makan buah & sayuran. Tempatkan lilin tidak terpakai di luar rumah. Jika lilin bisa meleleh, berarti udara dalam tingkat yang berbahaya. Selalu menempatkan ember dengan air setengah penuh di ruang tamu & di setiap kamar untuk menjaga suhu tetap lembap. Pengalaman pertama di Malaysia dan Singapore. Heat stroke yang tidak memiliki gejala indikasi. Setelah pingsan, yang serius berbahaya seperti kegagalan organ dalam. Hari menjadi lebih hangat mungkin lebih dari 2 minggu ke depan. Bisa sampai 9 derajat lebih tinggi dari biasanya!”

Menanggapi berita hoax tersebut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam website resminya memberikan penjelasannya. “Equinox adalah salah satu fenomena astronomi dimana Matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36°C,” tulis website BMKG, Bmkg.go.id.

Dalam keterangan BMKG tersebut juga dijelaskan bahwa equinox bukan merupakan fenomena seperti HeatWave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama. “BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang. Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sdg memasuki masa/periode transisi/pancaroba. Maka ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisicuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.”

What's On Fimela