Fimela.com, Jakarta Equinox hampir pasti selalu datang bersama sederet mitos yang bisa dikatakan meresahkan. Di antara sederet kabar, perbedaan lama waktu siang dan malam jadi satu yang lekat dengan fenomena penanda datangnya musim semi tersebut. Benarkah?
Sebagaimana dilaporkan timeanddate.com, banyak tempat di Bumi yang lebih lama mengalami siang saat Equinox berlangsung. Hal itu terjadi karena dua alasan, yakni bagaimana matahari terbit dan terbenam didefinisikan, serta pembiasan atmosfer dari sang pusat tata surya.
Jadi, hitungan konvensional siang dan malam, yakni masing-masing 12 jam, dikatakan akan sedikit melenceng saat terjadi Equinox. Di samping itu, kejadian yang berlangsung dua kali setahun ini pun kerap dikaitkan dengan peningkatan suhu udara secara drastis dan bertahan lama.
Dalam sejumlah pesan berantai, Equinox dikatakan akan membuat suhu di Singapura, Malaysia dan Indonesia meroket hingga 40 derajat celcius. Masih dalam pesan yang sama, Equinox juga mengakibatkan dehidrasi dan heat stroke.
Namun demikian, Kepala Humas BMKG Hary Djatmiko, menegaskan Equinox tak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis "Equinox bukan merupakan fenomena seperti heat wave di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama," kata Hary di Jakarta, Rabu (15/3), sebagaimana dilaporkan Liputan6.com.