Editor Says, Seandainya Formasi Awal 3 Band Super Ini Tak Berubah

Henry Hens diperbarui 18 Mar 2017, 13:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Band atau grup musik Indonesia pernah mengalami masa keemasan di era 2000-an. Waktu itu siapa yang tidak suka sama anak band? Bahkan banyak yang pengin jadi anak band seperti Peterpan, Sheila On 7, Dewa 19, Slank, Ungu dan masih banyak lagi.

Sayangnya, sekarang masa keemasan itu sudah lewat. Dunia musik Indonesia sepertinya sedang lesu bersamaan dengan penjualan fisik album yang semakin berkurang dan banyaknya toko CD/kaset yang gulung tikar. Meski begitu, sebagai pemusik sejati sejumlah band papan atas tetap berkarya dan berusaha menampilkan karya yang berkualitas.

Contohnya Slank, Noah dan Gigi yang masih rajin membuat karya dan merilis album. Tapi ada juga yang sudah vakum seperti Dewa 19, yang hanya tampil di panggung dan di acara tertentu saja. Ada banyak band hebat di negeri ini. Tapi saya masih penasaran sama tiga band super ini yaitu Gigi, Slank dan Dewa 19.

Alasannya, tiga band yang sama-sama meraih sukses di era 90-an ini beberapa kali mengalami perubahan personil dan bahkan ada yang keluar masuk. Apakah mereka bisa tetap sukses, makin sukses atau justru gagal dan bubar jalan. Pendapat orang pasti beda-beda. Para pengamat dan pakar musik tentu lebih bisa membahas lebih dalam tentang kemungkinan tersebut.

Saya hanya bisa mengemukakan opini berdasarkan curahan hati dan wawasan sekedarnya saja. Anggap saja sebagai curhat seorang penggemar musik Indonesia yang menurut saya enak disimak, berkualitas dan everlasting. Yang pertama adalah Gigi. Pendapat saya, formasi pertama mereka adalah yang terbaik. Saat dibentuk pada 1994, formasi Gigi terdiri dari Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Aria Baron (gitar), Thomas Ramdhan (bas) dan Ronald Fristrianto (drum).

Formasi ini sayangnya hanya menelurkan dua album yaitu Angan (1994) dan Dunia (1995). Musik dan lagu-lagu Gigi di dua album pertama itu benar-benar fresh dengan warna musik yang sangat kaya dan berkarakter kuat. Wajar saja karena para personil Gigi sebelumnya sudah punya nama di dunia musik dengan latar belakang musik yang berbeda-beda.

Perbedaan itu justru menghasilkan karya yang luar biasa dan sangat lezat buat disimak. Yang paling terasa adalah perpaduan gitar antara Baron yang nge-rock dengan Budjana yang jazzy. Ketukan drum Ronald juga jadi ciri khas tersendiri dan rasanya gak pernah bosan didengar.

Kualitas vokal Armand yang sebelumnya tergabung dalam grup pop Trio Libels serta petikan bass Thomas yang mantap, semakin melengkapi musikalitas Gigi yang sangat kaya dan berkualitas tinggi. Formasi Gigi yang berubah-ubah memang tidak mengurangi kualitas Gigi dan mereka tetap menghasilkan karya-karya yang hebat dan disukai banyak orang.

Tapi saya masih berandai-andai, kalau saha formasi pertama Gigi masih bertahan sampai sekarang, mungkin bakal lebih banyak lagi karya-karya hebat yang mereka hasilkan. Sebagian angan-angan saya sempat terpenuhi saat Gigi beberapa kali mengundang mantan personil mereka untuk reuni di atas panggung. Mungkin ada rencana buat reuni dengan membuat karya baru? Siapa tahu, hehehe.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Sulit Move On dari Masa Lalu

Selain Gigi, ada Slank yang sudah belasan kali ganti formasi. Band yang awalnya bernama Cikini Stones Complex (CSC) ini sudah terbentuk sejak tahun 80-an tapi baru resmi merilis album pada 1990. Formasi di album pertama mereka adalah Kaka (vokal), Pay (gitar), Bongky (bass), Indra Q (keyboard) dan Bimbim (drum).

Ini sebenarnya adalah formasi ke-13 Slank, tapi bisa juga yang pertama karena inilah formasi Slank di album perdana mereka, Suit...Suit..He..He.. (Gadis Sexy) yang rilis pada 1990. Kehadiran Slank saat itu dengan gaya musik rock dan blues berhasil menarik perhatian dan memikat penyuka musik Indonesia. Gaya mereka boleh saja slenge’an dan terkesan cuek, tapi musikalitas Slank sangat tinggi.

Buktinya, tiga personil yang keluar dari dari Slank yaitu Pay, Indra dan Bongky tetap sukses di dunia musik. Selain mendirikan grup BIP, Pay juga sukses mengorbitkan banyak artis dan menciptakan banyak lagu hits bersama mantan istrinya, Dewiq. Beberapa tahun lalu formasi lama Slank sempat reuni di sebuah acara konser.

Seandainya saja formasi awal Slank tidak berubah sampai sekarang, rasanya bakal lebih banyak lagi karya-karya super yang dikeluarkan oleh Slank. Masalah narkoba sepertinya membuat perpecahan di tubuh Slank, ditambah lagi saat itu mereka sedang berada di puncak kesuksesan dalam usia yang masih muda.

Yang terakhir saya harapkan formasinya tidak berubah adalah Dewa 19. Formasi awal mereka terdiri dari Ari Lasso (vokal), Andra Ramadhan (gitar), Ahmad Dhani (keyboard), Erwin Prast (bass) dan Wawan Juniarso (drum). Ini adalah formasi di album pertama mereka yaitu Dewa 19 (1992).

Album yang menelurkan sejumlah hits seperti Kangen dan Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi itu meraih sukses besar dan membuat band ini jadi legenda di musik Indonesia sampai saat ini. Dewa 19 sudah beberapa kali mengalami pergantian personil termasuk di posisi vokalis. Tapi pamor band ini tak pernah surut.

Bahkan meski sekarang sudah bisa dibilang bubar, mereka masih kerap tampil sebagai band reuni. Posisi vokal justru lebih sering diisi Ari Lasso karena Once hanya tampil di momen tertentu saja agar lebih fokus pada solo karirnya. Kehadiran Ari membawa nostalgia tersendiri, terutama bagi para penggemar Dewa 19 di awal-awal karir mereka.

Sekali lagi, kalau saja formasi awal Dewa 19 tak berubah, mungkin saja mereka sekarang ini masih menghasilkan lagu-lagu yang catchy dan sangat berbobot. Dan mungkin saja Ahmad Dhani tidak terjun ke dunia politik seperti sekarang ini. Eksistensi Dhani di dunia musik jelas lebih bagus dan berguna untuk menghibur banyak orang, dibandingkan dia terjun di dunia politik.

Apa boleh buat, itu semua cuma angan-angan belaka. Kalau tidak tercapai, saya cukup menyimak karya-karya formasi awal band Slank, Gigi dan Dewa 19 di youtube. Berarti saya tak bisa move on? Mengenang masa lalu yang berkesan di masa keemasan musik Indonesia, kenapa saya harus move on dari masa-masa itu?