Fimela.com, Jakarta Sejak pagi, tema 'Selamat Hari Musik Nasional' telah meramaikan berbagai media sosial. Tepat pada hari ini, Kamis (9/3/2017), segenap musisi Indonesia memang sedang merayakan momen tersebut. Tak hanya ucapan di media sosial, berbagai acara musik pun digelar untuk menyemarakkan momen ini.
Bagi yang belum tahu, tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan hari ulang tahun Wage Rudolf Soepratman, yang tak lain adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bukan sekedar perayaan asal-asalan, Hari Musik Nasional telah ditetapkan lewat Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013.
Lalu, mungkin sebagian besar orang mungkin akan bertanya-tanya, kenapa harus ada Hari Musik Nasional? Apa istimewanya? Bukankah musik bukan hanya milik Indonesia? Bukankah banyak musisi kita yang menciptakan karyanya dengan meniru musik luar negeri? Bukankah bangsa kita justru banyak berpaling pada musik luar negeri?
Justru pertanyaan-pertanyaan di atas adalah akar masalahnya. Coba tanyakan pada diri kalian, sudahkah kalian menghargai musik negeri sendiri? Sudahkah kalian menghargai budaya musik bangsa Indonesia? Apakah kalian sudah memberikan penghargaan yang cukup pada musik Indonesia? Coba simak dulu ulasan ini!
Hari Musik Nasional sendiri memang bukan dibuat tanpa tujuan. Sebagaimana kita tahu, musik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita. Musisi selalu lahir dari generasi ke generasi dan melahirkan berbagai warna baru dalam kehidupan kita.
Musik Indonesia pun juga dikenal cukup kaya. Tidak hanya melulu pop, berbagai genre khas Indonesia, seperti dangdut, keroncong, campursari, dan lain-lain adalah bagian dari musik Indonesia. Namun sayang seiring berjalannya waktu, banyak yang mulai hilang karena pecinta musik lebih tertarik pada musik manca.
Dengan diperingatinya Hari Musik Nasional setiap tahun, diharapkan bangsa Indonesia tetap bersemangat dan berkreasi. Ajang ini menjadi sebuah pemicu agar para musisi tetap setia mengisi hari-hari bangsa dengan musik yang berkualitas. Meski demikian, Hari Musik Nasional juga menjadi sebuah reminder agar kita tetap menghargai jerih payah musisi Indonesia.
What's On Fimela
powered by
Kenapa Harus Hari Musik Nasional?
Konsisten berkreasi memang menjadi problematika di dunia musik, tak terkecuali di Indonesia. Banyak musisi yang mengakui bahwa saat ini mereka kesulitan memasarkan karya mereka sendiri, lantaran zaman telah berganti ke dunia digital. Penjualan album fisik sangat sulit dilakukan karena publik bisa mendapatkannya dengan gratis. Kalau bisa gratis, kenapa harus keluar uang untuk beli kaset/CD?
Di sisi lain, dunia digital juga memberikan kesempatan bagi lebih banyak musisi untuk mengeksplor karyanya. Tidak seperti musisi zaman dulu, siapapun bisa mengunggah karya di dunia maya tanpa harus repot-repot ikut audisi, menawarkan diri ke label, maupun melakukan promosi ke berbagai daerah. Dan dalam waktu singkat, banyak karya viral pun muncul di dunia maya.
Namun masalah lain muncul dengan adanya dunia digital. Kemudahan menampilkan karya membuat jumlah karya musik membludak di dunia maya. Persaingan yang terjadi bukan lagi soal kualitas, melainkan view, stream, komentar, subcribe, dan berbagai bentuk reaksi dunia maya.
Satu-satunya cara adalah menarik sebanyak mungkin penonton agar mau berkunjung barang sebentar. Dengan banyaknya karya yang beredar di dunia maya, maka cara yang paling mungkin adalah membuat produk sefenomenal mungkin. Tak masalah musik dihujat asal jumlah view melimpah dan sang musisi bisa mendapatkan royalti menggiurkan.
Fenomena inilah yang membuat banyak musisi semakin miris. Karya-karya yang berkualitas semakin tertutup dengan postingan-postingan yang kurang mendidik. Persaingan view pada akhirnya juga memicu karya-karya yang sifatnya hoax, semakin maraknya pembajakan digital, dan berujung pada semwrawutnya dunia musik.
Ditambah lagi, musisi Indonesia masih harus bersaing dengan musik luar Barat, Korea, India, dan tabuhan-tabuhan luar negeri lainnya. Padahal bisa dibilang musik asli Indonesia juga memiliki keunikan dan kekhasan yang tidak kalah dari musisi mancanegara. Jika tidak dicegah, hal ini akan mematikan musik nasional.
Karenanya, jika kalian peduli dengan musik, marilah sejenak kita mengheningkan cipta di Hari Musik Nasional. Sesaat marilah kita hening untuk merenung dan berdoa untuk perkembangan musik kita. Kemudian mulailah melakukan cipta untuk menyelamatkan musik Indonesia.