Fimela.com, Jakarta Mutuskan hubungan cinta dengan pasangan sekiranya menjadi titik akhir perjuangan bersama, karena kedua belah pihak merasa sudah tidak lagi bisa mengompromikan visi misi yang tak sejalan. Namun putus bukan pilihan yang mudah untuk diambil, banyak hal yang menjadi pertimbangan. Meski tidak semua merasa demikian.
Ada juga pasangan yang bisa memilih untuk putus dengan begitu mudah, semudah menekan opsi jawab ketika ponselnya berdering bunyi telepon masuk. Sebabnya, barangkali karena memang ia tak cinta. Atau karena baginya itu sepele; kalau mau balikan, ya tinggal balikan. Hmmm, jadinya pasangan yang sering putus-nyambung, deh. Ngapain putus kalau nantinya mau balikan, sih? Cobalah bersikap lebih dewasa, tenangkan diri kalian. Sesungguhnya kalian butuh hal ini:
Waktu untuk menenangkan diri. Dihadapkan dengan suatu konflik dalam hubungan itu biasa, dan mengucap kata putus setiap menemui konflik itu bukanlah cara untuk mengatasinya. Jika memang merasa sangat emosi, lebih baik menyingkir dan tenangkan diri, baru berpikir soal solusi.
Berbicara dari hati ke hati. Apapun permasalahan yang kalian hadapi, itu harus dikomunikasikan berdua. Utarakan apapun yang mengganggu perasaanmu, dengarkan juga apa yang dia utarakan. Dengan berbicara dari hati ke hati, kalian akan menemukan solusi yang sesungguhnya.
Komitmen. Inilah yang bisa menjaga hubunganmu dari racun-racun yang mengikis kekuatan kalian, seperti misalnya; hobi putus nyambung. Kalau kamu dan dia berkomitmen untuk bersama, putus bukanlah solusi yang mudah diambil ketika bertengkar. Sampai waktunya nanti kalian memutuskan untuk putus, itupun dilakukan atas nama komitmen dan kalian menghargainya sebagai keputusan bersama, bukan emosi semata.
Ingat-ingat apa yang kamu cari dari hubungan itu. Jika kalian memang merencanakan hubungan jangka panjang, putus pasti bukanlah pilihan utama ketika menghadapi masalah bersama pasangan.