Sadis, Gajah Terlangka di Afrika Dibunuh dengan Panah Beracun

Dadan Eka Permana diperbarui 08 Mar 2017, 14:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Salah satu gajah terlangka di Afrika, ditemukan tewas dibunuh oleh pemburu gelap di dekat perbatasan Tsavo National Park, Kenya. Gajah bernama Satao II itu merupakan bagian dari gajah raksasa bergading besar yang biasa disebut tusker, yang jumlahnya terus berkurang.

Menurut Richard Moller dari balai konservasi Tsavo Trust, Satao II ditemukan tewas pada Senin (6/3/2017). Ia yakin, kematian Satao II disebabkan oleh panah beracun, meski belum ada konfirmasi resmi.

“Untungnya, bersama dengan Kenyan Wildlife Service (KWS), kami berhasil menemukan bangkainya sebelum pemburu mengambil gadingnya,” Kata ketua Tsavo Trust seperti dilansir dari mashable.

Gajah Satao II, diyakini berusia sekitar 50 tahun, disebut menjadi salah satu gajah favorit para pengunjung di Tsavo National Park, tempat gajah itu berkeliaran selama ini.

Tak lama setelah bangkainya ditemukan, dua pemburu yang diyakini menjadi kematian Satao II berhasil ditangkap.

Untuk gajah tusker sendiri, menurut Moller, jumlahnya saat ini hanya tersisa 25 ekor. Diberi nama tusker karena gajah-gajah ini punya gading besar dan mengesankan yang hampir menyentuh tanah. Dari 25 ekor itu, 15 di antaranya berada di Kenya.

Gading Satao II sendiri punya masing-masing berbobot 50,8 kg dan 50,3 kg—inilah kenapa Satao menjadi sasaran utama perburuan. “Mereka (tusker) adalah ikon, mereka adalah duta besar gajah-gajah,” ujar Moller.

Satao II, menurut Moller, menjadi salah satu gajah yang paling diincar oleh pemburu, dan salah satu yang mudah ditemukan. Beberapa tusker yang lain relatif sulit ditemukan karena tinggal dia area-area yang jarang dijamah.

What's On Fimela