Fimela.com, Jakarta Tawuran di Flyover Pasar Rebo, Jakarta, 14 Februari 2017 mengakibatkan seorang pelajar bernama Ahmad Andika Baskara (17) tewas. Tidak lama berselang, dua orang pelajar kembali meregang nyawa sia-sia.
Adalah Sutan Rafi Hakim Lubis (16), pelajar SMK YMIK, dan Fikri Fadhlur Firmansyah (18), yang tewas akibat tawuran yang terjadi di Manggarai, Jakarta pada Minggu, 5 Maret 2017.
Begitulah tawuran, tidak hanya di Jakarta, tawuran yang terjadi di beberapa daerah juga telah banyak mengakibatkan korban luka-luka, cacat permanen, sampai nyawa melayang.
Tentu ini adalah persoalan serius yang harus ditanggulangi bersama. Sebab, dampak tawuran sangatlah kompleks. Bukan hanya masyarakat sekitar dan negera yang mengalami kerugian. Sang pelaku tawuran, terutama.
Tawuran sangat berpengaruh pada masa depan pelaku. Terlebih kepada korban tawuran yang mengalami cacat permanen.
Pada korban yang mengalami cacat permanen tentu akan melahirkan penyesalan mendalam yang mungkin akan dibawanya sampai seumur hidup yang berakibat segala cita-cita akan hilang dan masa depan menjadi suram.
Selain itu, kebiasaan untuk berkelahi dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan juga akan berakibat terus menerus untuk mencapai tujuannya.
Para pelajar pelaku tawuran yang tidak ingin merubah diri juga akan jatuh dalam ego tinggi yang tidak bisa memahami orang lain sehingga sulit untuk mengembangkan diri.