Fimela.com, Jakarta Ada dua warung makan yang bisa dibilang paling populer di Indonesia, yaitu Warung Nasi Padang dan Warung Tegal (Warteg). Hampir di tiap sudut tempat perkotaan dan daerah, kita bisa dengan mudah menemukan warteg atau warung nasi Padang. Khusus warteg, tempatnya biasanya sederhana dengan ciri khas dinding kaca yang di tengahnya bertuliskan “warteg”.
Mereka menawarkan aneka menu makanan, dengan harga yang cukup murah. Bahkan banyak yang berseloroh kalau makan di warteg itu tinggal ‘touch screen’ saja, yaitu tinggal pilih menu yang akan dimakan dengan menunjuk kaca. Hebatnya lagi, warteg nggak hanya ada di Indonesia tapi sudah merambah sampai ke luar negeri.
Seperti dilansir dari qraved, warteg sudah sampai ke Belanda dan Amerika Serikat, tepatnya di New York. Walaupun tempatnya tidak mewah dan menu-menunya sederhana, warteg banyak berjasa karena sering jadi penyelamat saat perut keroncongan dan uang pas-pasan.
Bukan hanya kalangan masyarakat menengah ke bawah saja yang mau mampir ke warteg, bahkan pejabat seperti Presiden Jokowi saja ternyata juga suka makan di warteg. Kemunculan warteg rupanya berawal dari ketidaksengajaan dan hampir bersamaan dengan pembangunan di Jakarta makin berkembang pesat di tahun 1960-an.
Waktu itu banyak masyarakat Tegal yang memutuskan untuk merantau menjadi pekerja bangunan. Di saat para suami bekerja, para istri memulai usaha kuliner asal Tegal yaitu Nasi Ponggol, yang berisi lauk pauk berupa sambal tahu dan tempe yang dibungkus dengan daun pisang.
Karena harga yang murah dengan porsi yang lumayan banyak, nasi ponggol ini pun laris manis di kalangan para pekerja bangunan. Seiring waktu, nasi ponggol tidak hanya dijual di sekitaran lokasi proyek saja dan mulai memasuki pemukiman warga. Pada tahun 90-an, banyak warteg yang lumayan sukses pindah ke bangunan yang lebih permanen, seperti yang banyak kita jumpai sekarang.
Saat ini bukan hanya pekerja bangunan saja yang hobi makan di warteg, anak kost-an dan sebagian karyawan kantoran juga jadi pengunjung setia warteg karena harganya yang murah, rasanya enak dan bikin kenyang. Tapi ingat, jangan sampai kamu makan tempe empat tapi ngakunya cuma ngambil dua, ya.