Fimela.com, Jakarta Kehidupan komedian sekaligus aktor Aming, selalu menjadi sorotan media. Terutama saat pernikahannya dengan Evelyn Nada Anjani, menjadi buah bibir pengguna internet. Sebab, tidak sedikit yang menghakimi Aming melakukan pernikahan sejenis, karena penampilan Evelyn yang menyerupai laki-laki.
Nyatanya, hal itu tidak membuat keduanya gentar. Justru Aming dan Evelyn tampak bahagia menjalani pernikahannya, apalagi tudingan itu tidaklah benar. Pencatatan di Kantor Urusan Agama menjadi bukti Evelyn merupakan wanita tulen.
Ujian pun kembali dihadapi keluarga Aming dan Evelyn, tatkala mengetahui janin di perut Evelyn keguguran. Sebuah pukulan telak bagi pasangan yang menikah pada 4 Juni 2016 ini. Toh, mereka tetap tabah walaupun sebenarnya sangat mengharapkan dikaruniai anak.
Belum genap setahun pernikahan itu berjalan, Aming dan Evelyn kembali dihadapi ujian. Kini rumahtangga mereka yang diterpa prahara. Dari isu KDRT, hingga sering cekcok disebut-sebut menjadi pemicunya. Bahkan, Aming telah mengajukan permohonan talak atas Evelyn di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Tentu kondisi ini sangat disayangkan, mengingat berbagai ujian pernah dilewatinya bersama. Apalagi, secara agama, talak merupakan hal yang sangat dibenci Tuhan, meskipun diperbolehkan.
"Pada prinsipnya dalam Islam itu, perceraian sesuatu yang boleh tapi tidak disukai Allah. 'Ab'khadhal halali illahllahithalaqu'. Perkara yang halal tapi dibenci Allah itu talak," ucap ustaz Solmed, kepada Bintang.com, Senin (6/3/2017).
"Untuk talak, halal tapi Allah nggak suka. Karena sejatinya pernikahan itu ikatan yang sangat kuat, jadi sebisa mungkin ikatan itu jangan putus. Tapi kembali lagi kepada kedua pasangan. Mungkin ada sesuatu yang tidak bisa lagi dikomunikasikan dan sulit dipertahankan," sambung Solmed.
Kesabaran, saling memaafkan dan instropeksi diri menjadi hal penting dalam menjalani rumahtangga. Pada dasarnya, KDRT tidak bisa ditolelir. Namun kesabaran demi rumahtangga yang bermahkota Sakinah, Mawaddah, Warrahmah, akan jauh lebih baik daripada memaksakan nafsu untuk mengakhirinya.
"Kesabaran itu penting dan perlu dalam rumahtangga. Kalau pasangan yang merasa diperlakukan kasar itu memaafkan, dia memberikan nasihat kepada pasangannya yang berlaku kasar, mudah-mudahn menjadi jalan dakwah dan kebaikan. Kita berharap tidak terulang lagi di kemudian hari," paparnya.
"Artinya tidak cepat-cepat mengambil keputusan. Saya pikir rumahtangga perlu juga pikiran yang tenang, hati yang tenang, tidak emosional. Kalau dia sabar, tenang, mudah-mudahan itu jadi yang pertama dan terakhir dan menjadi baik, alhamdulillah," tukas ustaz Solmed. Haruskah Aming dan Evelyn menyerah menghadapi ujian kali ini?