Spirit Entertainment, Daniel Mananta Siap Lari di Amerika Serikat

Teddy Kurniawan diperbarui 05 Mar 2017, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Daniel Mananta merupakan salah satu artis penggemar olahraga. Sejak memulai karier di industri hiburan, Daniel Mananta sudah giat melakukan olahraga secara rutin. Namun belakangan, ia lebih sering melakukan olahraga lari. Bahkan, Daniel tengah mempersiapkan untuk mengikuti ajang maraton kelas dunia di Chicago. Lantas benarkah Daniel mengikuti maraton karena kepentingan bisnis? Apakah Daniel akan meminta pasangannya untuk juga aktif berolahraga?

+++

Memiliki tubuh ideal menjadi keinginan banyak orang, termasuk Daniel mananta. Sadar memiliki nafsu makan yang tinggi, Daniel Mananta pun harus mengimbanginya dengan olahraga. Ia tidak ingin berat badannya tidak terkontrol lantaran sangat memperhatikan penampilan fisiknya.

Daniel mengungkapkan, sebagai pembawa acara, ia dituntut untuk selalu berpenampilan terbaik. Salah satu yang membuat dirinya percaya diri tampil di atas panggung hiburan adalah dengan menjaga bentuk tubuhnya tetap ideal. Menjaga tubuh tetap ideal, bagi Daniel, olahraga adalah yang terbaik.

Tiada hari tanpa olahraga. Begitu prinsip Daniel Mananta dalam kesehariannya. Ia mengaku harus disiplin dengan jadwal olahraganya, agar tubuhnya tetap terjaga kebugarannya. Hal itu bisa membuatnya lebih fokus dalam bekerja. Setiap hari, Daniel sudah menjadwalkan sesi olahraga, meski itu hanya tujuh menit saja.

"Diet atau makan nggak diperhatikan. Gue makan segalanya seperti kemarin malam gue makan (masakan) Padang, banyak banget tapi gue bersyukur banget, lari pembakar kalori yang paling efektif. Kalau hari Minggu lari 20 kilometer sudah balik lagi ke berat badan ideal. Nggak kelihatan habis makan Nasi Padang 3 piring," ujar Daniel Mananta sebelum melakukan pemotretan eksklusif ulang tahun Bintang.com yang kedua, belum lama ini.

Saat ini Daniel Mananta tengah menekuni olahraga lari. Bahkan ia tengah berlatih keras untuk mengikuti perlombaan maraton kelas internasional di Chicago. Bagaimana ia mempersiapkan diri bersaing dengan pelari kelas dunia lainnya? Apa alasan Daniel Mananta sering mengikuti lomba maraton? Simak penuturannya dalam wawancara eksklusif spirit entertainment berikut ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Antara Nafsu Makan dan Olahraga

Setiap hari Daniel Mananta menyempatkan diri berolahraga. (Wardrobe: @leafofficialstore, MUA and hair do: @richardtheo, Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, DI: Nurman Abdul Hakim/Bintang.com)​

Banyak yang tidak mengetahui, nafsu makan Daniel Mananta sangat tinggi. Bahkan ia mengaku, jika sedang lapar, beragam jenis makanan bisa dilahapnya. Ia juga mengaku tidak pernah membatasi asupan makanannya. Namun, kenapa tubuh Daniel Mananta tetap ideal?

Suka berolahraga, apa sih olahraga yang digemari?
Gue sudah nyobain banyak banget olahraga, seperti gym, lari, tenis badminton, catur, basket, voli, apa lagi ya, berenang. Tapi kalau yang saat ini sedang digemari banget, ya lari. Gue lagi suka banget ngejar maraton. Akhir tahun ini kira-kira Oktober nanti gue bakal ke Chicago untuk ikuti perlombaan maraton. Ini maraton kedua gue, yang pertama itu di Bali, Bali Maraton. Gue suka banget sama lari.

Kenapa suka dengan lari?
Menurut gue lari itu adalah satu-satunya olahraga yang bisa multi task (mengerjakan hal lain). Ketika gue lari, gue bisa melakukan hal lain. Maksudnya, gue suka banget lari sambil ngedengerin leader ship seminar atau seperti seminar-seminar soal bisnis atau kadang-kadang audio box, sambil ngedengerin orang bacain buku buat gue dan gue juga bisa dengerin khotbah dari pastur setiap Minggu. Misalnya khotbahnya satu jam nggak berasa gue lari satu jam dan merasa lebi suci satu jam, hahaha.

Suka ajak teman jika lari?
Ini menariknya. Lari itu nggak perlu nunggu-nungguin orang, beda dengan sepak bola, basket. Itu kan harus saling menunggu sampai lengkap dan waktu nunggunya jadi nggak efisien banget. Kalau gue, penginnya niat olahraga satu jam ya satu jam itu buat olahraga, bukan nunggu orang lain.

Intensitas olahraga kamu seperti apa?
Kalau hari Selasa sampai Minggu itu lari. Selasa dan Kamis, gue lari satu jam, Rabu dan Jumat lari interval untuk memperbaiki kecepatan. Sabtu gue lari di kolam renang. Minggu lari di car free day sekitar 15 sampai 25 kilometer. Senin latihan yoga untuk streching, lebih ke relaksasi.

Menurut kamu, olahraga mendukung karier?
Kalau misalnya gue bukan artis atau figur publik, mungkin gue udah gemuk sekarang, hahaha. Kalau misalnya gue bukan kerja di depan televisi, kemungkinan besar gue nggak jaga badan gue. Jawaban dari pertanyaan itu, ya. Menurut gue, entertainment itu benar-benar bisnis dimana orang akan perhatiin banget packaging luar elo. Karena itu gue perhatikan berat badan gue. Harus ideal kalau di televisi.

Pelajari juga asupan nutrisi atau diet?
Untuk diet makan nggak diperhatikan. Gue makan segalanya banget. Kayak kemarin malam gue makan nasi Padang, banyak banget tapi gue bersyukur suka lari. Lari itu pembakar kalori yang paling efektif. Hari Minggu lari 20 kilometer, sudah balik lagi ke berat badan ideal. Nggak kelihatan habis makan nasi Padang 3 piring, hahaha.

Ikut maraton internasional, motivasinya apa?
Jadi selain gue entertainer, juga entepreneur. Nah gue di bisnis sering baca-baca kisah hidup atau biografi orang-orang sukses. Yang gue perhatikan CEO di luar kebanyakan ikut maraton. Apa korelasinya orang sukses dan maraton? Sampai akhirnya gue cari tahu sendiri dan ternyata korelasinya baik banget. Orang banyak pengin sukses cepat, tapi filosofi maraton itu, semisal mau ikutan, nggak bisa diputuskan hari ini besok maraton. Dijamin nggak akan finish. Maraton itu benar-benar harus latihan paling tidak tiga bulan intens. Ikut maraton itu bukan instan begitupula berbisnis.

Jadi korelasinya?
Kalau mulai bisnis besok sukses, nggak seperti itu. Perlu tips, perjuangan dan lain-lain. Ini nggak akan kelar kalau cerita korelasi maraton dan bisnis. Tapi ketika gue jalanin, gue merasa di kehidupan binsis gue lebih terarah, lebih sabar dan lebih tahu kapasitas diri sendiri. Termasuk harus ikut training apa saja supaya bisa sukses seperti orang-orang di buku biografi yang gue baca.

3 dari 3 halaman

Ikut Maraton Kelas Dunia Nggak Harap Hadiah

Ikut Maraton, Daniel Mananta banyak belajar tentang kehidupan. (Wardrobe: @leafofficialstore, MUA and hair do: @richardtheo, Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, DI: Nurman Abdul Hakim/Bintang.com)​

Mengikuti maraton bergengsi, Daniel Mananta tidak mengharapkan mendapatkan hadiah. Ia hanya ingin mencapai waktu terbaiknya, untuk dapat mengikuti ajang maraton kelas dunia lainnya. Proses mencapai itu yang dikejarnya.

Wah, persiapan maraton di Chicago berarti serius sekali ya?
Gue punya target sendiri dan lumayan sulit untuk gue dapatkan. Gue akan berusaha mati-matian untuk Chicago maraton supaya bisa dapatkan target waktu gue.

Kejar hadiahnya juga?
Hadiah sih nggak. Aneh kan? Nggak kejar hadiah. Jadi setiap maraton itu ada kualifikasinya seperti Boston Maraton, kalau elo bisa berhasil masuk kualifikasi Boston Maraton, elo larinya pasti cepat banget. Ini kualifikasi yang gue kejar. Hadiah nggak akan gue kejar karena podium 1, 2 dan 3 pasti sudah sama orang kulit hitam. Asia sipit seperti gue susah banget, kecuali ada sih Jepang. Ada satu orang yang gue pelajari larinya cepat banget, dari kecil makannya sushi yang banyak proteinnya. Dia sendiri dari umur lima tahun gila lari. Gue sekarang kejar untuk kesuksesan diri gue dulu, untuk kualifikasi Boston maraton.

Tips hidup sehat kamu apa?
Disiplin. Sebenarnya ada aplikasi di ponsl, namanya 7 minutes works out. Elo cuma perlu olahraga 7 menit setiap hari. Yang sulit elo melakukannya ya karena tidak hari. Coba selama satu tahun. Seringnya tar sok (nanti besok), hahaha. Akhirnya nggak dijalani dengan konsisten, padahal cuma 7 menit doang. Intinya kedisiplinan, kalau olahraganya sih terserah apa saja, yang penting disiplin melakukannya. Outputnya pasti bagus, sehat atau punya badan ideal.

Gemar olahraga, pernah cidera?
Ya, bahkan saat ini sebenarnya gue lagi cidera. Jadi kayak gue kakinya plantar fasciitis. Kalau pagi-pagi bangun tidur, kaki yang di bagian setengah lingkarannya itu nyut-nyutan. Itu gue pikir karena lari kejauhan dan maksa, ternyata setelah dianilis sepatunya yang salah. Sudah ganti sepatu dan sekarang jauh lebih mendingan.

Cidera menakutkan bagi kamu?
Ya harus diperhatikan. Jangan sampai setelah tua kaki gue cidera. Jangan sampai olahraga intens, cidera nggak diperhatikan. Nggak diobati.

Bicara masalah bisnis, ada gebrakan baru dari kamu?
Ada ekspansi bisnis yang belum bisa gue jabarkan.

Selektif banget ya kamu pilih acara televisi?
Sangat selektif. Gue pernah dapat tawaran ratusan juta tapi karena imejnya nggak cocok dengan apa yang dibangun, gue tolak. itulah yang namanya disiplin pribadi. Ada beberapa waktu elo harus tahu dalam jangka panjang finish line-nya bagaimana. Seperti maraton, lari 42 kilometer. Banyak orang di 10 kilometer pertamalarinya kencang banget. Gue harus tahan emosi, meski semangat. Lebih pelan, karena masih ada sisa puluhan kilometer. Sepuluh kilometer pertama banyak yang nyalip, disitu harus nahan diri karena goal elo 42 kilometer. Ini yang gue lihat di entertainment, banyak banget tawaran gede di awal, tapi akhirnya nahan diri karena nggak cocok, biar orang lain saja yang ambil. Karena memang nggak sesuai dengan imej. Ini kan, jangka panjang, imej harus tertata.

Wah pasangan juga harus giat olahraga juga nih?
Kalau misalnya pasangan, gue nggak terlalu peduli harus olahraga atau tidak. Gue bukan orang yang ingin memaksakan gaya hidup gue ke orang lain. Gue benar-benar kalau pasangan mau olahraga boleh, nggak mau juga nggak apa-apa.

Percaya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat?
Gue percaya saya hal itu. Kalau misalnya over wieght, kayaknya ngapa-ngapain agak malas. Kalau sehat, badan bagus, ideal mau ngapain saja ayo. Bisa fashionable juga karena tubuh yang sehat, jadi lebih percaya diri. Kalau yang sudah terbiasa olahraga, nggak olahraga saja satu bulan, berasa tubuh itu gendut banget, hahaha.

Memang betul, disiplin berolahraga dapat membuat tubuh tetap bugar dan mempertahankan bentuk ideal. Sebab, hidup bukan bicara tentang hari ini saja, melainkan esok dan masa depan. Daniel Mananta tentunya ingin terus bisa menikmati kehidupan ini lebih lama lagi. Semoga selalu menginspirasi ya.