Spirit Entertainment, Sepak Bola Merasuki Kehidupan Ben Kasyafani

Altov Johar diperbarui 03 Mar 2017, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Sepak bola menjadi olahraga yang paling digandrungi di dunia. Tidak peduli latar belakang dan pekerjaan, sepak bola bisa masuk ke dalam kehidupan siapa pun. Ben Kasyafani misalnya, ia ternyata sudah menggandrungi olah raga ini sejak kecil.

*****

Pria kelahiran 4 Juli 1983 ini memang begitu bersemangat berbicara tentang sepak bola. Apalagi, Ben mengaku sempat bercita-cita menjadi pemain sepak bola, dengan mengikuti seleksi. Sayangnya, keinginan itu hanya tinggal kenangan.

Dalam tim, pemilk nama lengkap Muhammad Ben Kasyafani ini lebih sering mengisi posisi center midfielder atau gelandang tengah. Posisi ini memang dinilai memiliki peran penting dalam permainan sepakbola. 

Seperti halnya seorang pesepakbolam ada momen terindah yang terus dikenang Ben, saat mencetak gol dengan tendangan salto. Mantan suami Marshanda ini mengaku masih ingat betul setiap detik dari terjadinya proses gol tersebut.

"Gue ingat waktu SMA ada turnamen, gue bikin gol lewat tendangan salto. Momen itu nggak pernah gue lupakan sampai detik ini. Setiap second dari gol itu, ah, itu momen yang nggak bisa dilupakan," ujar Ben Kasyafani kepada Bintang.com, SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Seperti kebanyakan penggemar sepakbola, Ben juga mempunyai pesepakbola yang diidolakan. Bahkan dia terpikir untuk mengabadikan pemain itu di nama anaknya kelak. Terlebih jika si anak berjenis kelamin laki-laki. Bagaimana kisah Ben menggeluti Sepak Bola, simak wawancara selengkapnya berikut ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Cita-cita Jadi Pemain Sepakbola

Ben Kasyafani. (Make up and hair do: @indahapsari.mua team, Fotografer:Deki Prayoga/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Bintang.com)

Ben Kasyafani sempat bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Bahkan dia sempat mengikuti sekolah sepak bola dan mengikuti seleksi untuk mewujudkan keinginan itu. Sayang, Ben harus mengurunkan niatnya karena tidak diizinkan oleh sang mama.

Pernah punya cita-cita jadi pemain bola?
Sempat waktu di SSB pas SMA, gue bilang sama nyokap ingin jadi pemain bola. Tapi nggak dikasih, hehehe. 'Pikir-pikir lagi deh,' gitu. Gue sempat ikut seleksi bola piala Suratin, sudah mulai meniti lah, tapi nyokap bilang sekolah dulu saja. Waktu itu kalau kayak sekarang sih mungkin sudah banyak option. Cuma saat itu orangtua belum mau lah. Kalau sekarang kan bisa, sekolah karena beasiswa sepak bola.

Jadi permah mengikuti Sekolah Sepak Bola (SSB)?
Iya, gue ikut SSB di Bintaro. Basicnya lumayan tahu lah. Tapi sekarang gue main banyak buka Youtube. Baca tips-tips dari pemain yang di posisi sama. Ada beberapa teknik bukan hanya menendang, passing, tapi lo sebagai pemain tengah harus punya mindset seperti apa

Banyak yang ingin posisi penyerang untuk mencetak gol. Kenapa Anda memilih pemain tengah?
Nggak tahu. Favorit gue centermidfielder, dari SMA posisi gue itu. Dimana lo kayak jangkar, bantu pertahanan tapi bisa menyerang juga. Mungkin karena gue anak pertama dan suka ngatur kali ya, hehehe. Centermidfielder itu kan mengatur semua, mengatur serangan, meredam serangan lawan, pegang bola, atur tempo, dan itu dilakukan sama pemain yang punya karakter pemain tengah. Iya kayak Gerrald, Iniesta, Xavi, atau Lampard. Center Midfielder gitu lah

Dalam bermain sepak bola lebih suka futsal atau lapangan besar?
Lebih suka lapangan besar. Karena sepak bola itu ya seni. Kebersamaan, kekompakannya, kerjasamanya, ya ada olahraganya, filosofinya, macam-macamlah.

Sepak bola di mata Anda?
Gue lihat sepak bola bukan cuma sekadar olahraga, tapi sebuah art. Kalau melihat Zinedine Zidane main bola, seperti melihat Picasso yang lagi melukis. Dulu semua pertandingan gue tonton, dan itu gila banget. Kalau malamnya lo nonton pertandingan, besoknya lo main dan bikin gol, gila men! Itu benar-benar indah banget. Gue ingat waktu SMA ada turnamen antar sekolah, dan menang. Gue buat gol dari tendangan salto, dan momen itu sampai detik ini nggak pernah gue lupa. Setiap second dari gol itu, ah itu momen yang nggak bisa dilupakan

Pertandingannya waktu kapan?
Itu waktu SMA. Kita masuk semi final lawan tim yang mengalahkan kita di babak penyisihan. Kita Unggul 1-0, tadinya pas dapat umpan mau gue sundul, tapi nggak dapat. Akhirnya gue loncat, bolanya jatuh gue hajar. Uh gila, merinding gue. Momen kayak gitu every second dihitung

Anda punya punya julukan saat beraksi di lapangan hijau?
Waktu SMA gue dipanggil si Bule. Gue kan orangnya sering lupa, waktu SMA gue lumayan tinggi dan jadi pemain tengah yang sering bikin gol pakai kepala. Terus gue sering diledek, gue pelupa karena kebanyakan nyundul bola. 'Makanya jangan sering nyundul bola, jadi bego lo'. Dulu kalau main bola gue suka nyundul. Kadang bola setengah badan saja gue colong sambil menjatuhkan badan.

Sekarang masih rutin main sepak bola?
Main sih. Biasanya Selasa malam gue main dan ada tim. Minggu pagi main juga. Sekarang dengan kesibukan, seringnya gabung sama tim yang sudah jadi. Seminggu kalau ada waktu, timnya beda-beda. Salah satunya Segar FC. Maksudnya Segar, sehat dan bugar

Dalam seminggu berapa kali main sepak bola?
Kalau yang rutin seminggu sekali. Tapi kadang ada yang ngajak sparing. Kalau lagi nggak ngapa-ngapain sih seminggu bisa 3-4 kali.

Pernah mengalami cedera?
Gue dua kali cedera engkel. Tiga tahun lalu gue juga pernah cedera engkel, sprint ankle sih, tapi gue mengira broken ankle. Itu biasanya karena capek dan terlalu dipaksakan. Biasanya ada feeling kalau mau cedera. Waktu itu gue lagi lari, sudah menang 3-0, gue nafsu bikin gol minta tukar posisi. Pas ada bola gue ambil tapi back-nya masuk juga. Hasilnya , tiga bulan gue mesti pakai kruk.

Nggak kapok?
Nggak pernah kapok, tapi kalau posisi bola 50:50 mending gue lepas

Apa karena trauma?
Ya lebih berpikir lah. Gue main bola yang penting nggak cedera, agar besoknya bisa main lagi. Biasanya kalau main bola gue ada ritual. Gue berdoa, terus usap-usap bagian tubuh yang pernah cedera, 'sehat, sehat, sehat'. Sudah jadi rutinitas, setelah itu gue nggak cedera. Terus juga nggak usah dipikirkan. Dulu gue suka mikir cedera nggak ya, malah jadi cedera. Sekarang main saja.

3 dari 3 halaman

Dambakan Bertemu Zidane

Ben Kasyafani. (Make up and hair do: @indahapsari.mua team, Fotografer:Deki Prayoga/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Bintang.com)

Di antara banyak pemain sepak bola terkenal, Ben mengaku sedih karena belum pernah bertemu idolanya, Zinedine Zidane. Bagi Ben Kasyafani, Zidane merupakan seniman di atas lapangan hijau. Saking sukanya, Ben berencana untuk mengabadikannya di nama sang anak kelak. Sementara untuk klub, Ben mengidolakan tim berjulukan Setan Merah’ dari Inggris, Manchester United.

Sebagai fans berat, Anda pernah bertemu langsung dengan Zidane?
Nggak, gue sedih banget. Waktu Zidane ke sini, gue nggak bisa datang karena lagi ada pekerjaan. Banyak pemain sepak bola yang sudah gue temuin, tapi Zidane belum. Wah, gue nggak mengerti deh kalau ketemu kayak apa

Sosok Zidane di mata Anda?
Nggak tahu ya. Mungkin dari karakter dia, ketenangan dia di lapangan tuh kayak terasa. Kalau lo main bola dan nonton, lo kayak tahu ini orang punya aura yang besar banget. Waktu masih main di Bordeaux, di Juventus, terus main di Real Madrid. Dia tuh game changer, bisa mengubah arah pertandingan. Terus cerita dia dari kalangan imigran dan jadi pelatih. Sekarang, kalau pemain Real Madrid di loker room, dia tunggu di depannya. Semua pemain ditepuk pundaknya satu-satu. Terlihat leadershipnya gila banget

Andai bertemu Zidane, apa yang akan Anda lakukan?
Nangis kali ya, hehehe. Yang jelas gue punya jersey saat tragedi Zidane menyundul dada Materazzi. Itu ngebit juga, lelang di ebay gitu. Itu susah carinya. Pastinya kalau ketemu gue akan bawa dan minta tanda tangan

Sebagai fans, apa sikap Anda tentang kejadian Zidane menyeruduk Materazzi?
Menurut gue dia masuk final saja achievement-nya sudah dapat lah. Dia mau menang atau kalah, menurut gue bukan jadi masalah. Preasure juga, pemain internasional itu mentalnya diuji banget karena trash talk. Pemain internaional kayak Messi, Ronaldo, itu mentalnya sudah teruji banget, karena diejek terus. Dan rumornya Materazzi sampai mengejek orangtua Zidane, ya jadi pressure lah

Momen terindah Anda dengan sepak bola?
Waktu pertandingan semifinal di SMA bikil gol dengan tendangan salto, itu nggak bisa lupa. Tapi setiap bikin gol, every second kayak masih terekam di kepala. Kalau pertandingan yang paling diingat piala dunia 1998 Prancis, waktu Zidane bikin gol dua di final. Terus sama MU waktu musim 1998/1999 meraih Treble Winner (tiga gelar juara). Paling inget pas Solksjaer bikin gol kemenangan di menit terakhir lawan Bayern Munchen (di final Liga Champions), itu keren banget.

Kalau punya anak cowok, apakah akan memberi nama Zidane juga?
Mungkin kali ya, gue juga dapat inspirasi ke arah situ. Banyak anak-anak Indonesia kan yang ngefans banget sama Zidane. Dekat rumah gue juga ada, jadi mungkin kali ya. Yang paling berasa sih kalau bikin email terus passwordnya ada hubungan dengan nama itu.

Anda Ingin menularkan kegemaran terhadap sepak bola ke anak juga?
Iya sih. Gue ingin banget, punya impian main sepak bola sama anak. Siena tahu sih bapaknya main bola. Kalau malam minggu nonton bola, dia tahu. Terus gue main game bola, dia suka bilang tim ayah Ben yang baju merah atau putih. Dia suka tunjuk-tunjuk, ganti ke sini dong.

Berarti Sienna suka bola pun karena Anda?
Iya sih, hehehe.

Bukan hanya mendapat kepuasan batin dan kesehatan tubuh, sepak bola juga ikut memenuhi kantong Ben Kasyafani. Pasalnya, Ben seringkali mendapat tawaran pekerjaan yang berhubungan dengan olahraga itu. Badan sehat, hati senang dan dapat penghasilan juga. Menyenangkan bukan?