Fimela.com, Jakarta Pangeran Fahad bin Faisal Al Saud. Namanya tak pernah saya dengar hingga akhirnya disebut-sebut sebagai Pangeran yang rela mengesampingkan tahta dan kehidupan istananya demi membangun karier di dunia yang dia inginkan oleh Business Insider. Sudah lama sebenarnya saya menyadari eksistensi Fahad. Sudah lama juga saya memasukkan namanya ke dalam deretan anak-anak muda yang sukses membangun mimpinya sendiri.
Tapi tak pernah saya tahu, kalau Fahad adalah seorang pangeran Arab Saudi, sekaligus cucu dari saudara laki-laki Raja Arab Saudi. Hingga akhirnya, pada saat Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud datang ke Indonesia beserta ke-25 pangerannya. Saya ditugaskan untuk menulis beberapa artikel mengenai kedatangannya. Sambil mencari-cari berita terkait di berbagai media nasional, saya akhirnya melihat begitu banyak para netizen membicarakan Pangeran Abdullah Miteb.
Dikatakan sebagai pangeran muda yang ganteng dan cerdas, netizen menyebarkan foto-foto seorang pria berparas tampan di media sosial. Namun akhirnya terkuak juga kalau foto tersebut bukan pangeran yang dimaksud. Melainkan seorang artis dari Pakistan yang kini sedang fokus bermain di layar Bollywood.
Usai mengetahui kekeliruan ini, hati saya berdesir. Betapa anak-anak muda terkesan hanya mementingkan tampang, meski ada juga embel-embel cerdas yang saya kira hanya sebagai pelengkap. Sementara, ada pangeran lain yang pantas dikagumi.
Bukan, saya tidak mengatakan Pangeran Abdullah kalah tanding dengan pangeran lainnya. Abdullah cukup tampan dan berprestasi sebagai atlet Palang Rintang. Dia pangeran. Juga menjadi salah satu wakil negaranya dalam ilompiade cabang olahraga tersebut. Dia keren. Tapi orang-orang yang mengelu-elukan pria tampan dan terkesan menomorduakan kecerdasan, kegigihan, kesuksesan, dan mimpi yang membuat saya agak geli.
Saya memang tak tahu banget soal Fahad. Apa lagi kenal. Tapi, ada beberapa hal yang menjadi alasan saya memasukkannya ke dalam deretan orang-orang 'keren' yang sukses di usia muda dalam benak saya. Fahad memang seorang pangeran dan juga House of Saud member.Tapi keberaniannya untuk menentukan garis hidupnyalah yang membuat saya kagum sejak awal.
What's On Fimela
powered by
Perkenalan dengan Fahad
Pertama kali 'berkenalan' dengannya pada saat akun Facebook media Arab Saudia memberitakan peluncuran Facebook berbahasa Arab. Sosok di balik peluncuran itu ternyata anak muda, yang baru lulus dari Stanford dan langsung bertanggung jawab dengan pengembangan sebuah media sosial yang fenomenal. Saya waktu itu langsung berkaca, apa yang saya lakukan usai lulus kuliah? Enggak ada selain menunggu panggilan wawancara kerja.
Usai sukses dengan peluncuran Facebook, dia lantas diwawancara banyak media asing. Tanpa lupa kalau dia merupakan anak muda, yang tak lepas dari kewajaran untuk bersenang-senang, bermain, dan menikmati hidup, dia menjelaskan kalau bekerja mengembangkan Facebook merupakan pengalaman edukasi yang paling berharga buat dirinya.
Kepada Business Insider, dia mengatakan Facebook merupakan MBA-nya dia. Juga PhD-nya. Artinya, selama bekerja dia belajar banyak hal. Dia bukan hanya sekadar cari pengelaman. Tapi juga tumbuh bersama perusahaan yang dia pegang saat itu. Padahal, sebagai pangeran dan anggota House of Saud, tak sulit untuk mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Bahkan posisi dan mungkin juga kekuasaan yang dia impikan.
Tapi bukannya hidup sebagai pangeran di dalam istana, Fahad mengukir jalan hidupnya sendiri. Menyeimbangkan antara menjadi dirinya sendiri, mewujudkan mimpi, dan tetap 'duduk' pada tahtanya bukan pekerjaan mudah.
Usai menulis tentang dirinya di salah satu artikel bertemakan Raja Salman, saya lantas 'berjalan-jalan' lagi ke masa lalu. Mempertanyakan apa yang sudah saya lakukan dulu dan menyesali keputusan yang tidak saya pertanggungjawabkan sepertinya sia-sia. Hidup mengagumi Fahad tanpa melakukan apa pun juga seperti orang gila. Pangeran Fahad akan selalu ada di antara deretan orang-orang yang saya kagumi. Tapi sepertinya, mengukir hidup saya sendiri akan menjadi lebih produktif dan berfaedah untuk masa depan.
Editor Feed,
Karla Farhana