Fimela.com, Jakarta Bercerai dengan Risty Tagor bukanlah akhir segalanya bagi Rifky Balweel. Kehidupan bagi lelaki berdarah Minang itu, harus terus berjalan, meski harus melewati nestapa dalam urusan cinta. Rifky, menjadi lebih banyak belajar dan belajar banyak tentang kehidupan. Lalu, benarkah kegagalan dalam pernikahan, membuatnya sangat berhati-hati dalam urusan asmara?
***
Sudah sekitar dua tahun, Rifky Balweel menjalin kisah asmara dengan seorang perempuan cantik bernama Biby Alraen. Bahkan buah hati Rifky, Arsen Rafa Balweel sudah dekat dengan Biby. Biby juga menjadi sosok yang begitu semangat mempererat hubungan Rifky dan mantan istrinya, Risty Tagor. Semua dilakukan demi kebahagiaan Arsen.
Rifky menyadari, kedekatan Arsen dan Biby, menjadi kode baginya untuk segera melepaskan kesendiriannya. Namun, Rifky berusaha untuk tidak terburu-buru membuat keputusan. Tentu, ia tidak ingin apa yang terjadi dalam rumah tangganya dengan Risty Tagor, kandas di tengah jalan.
Sambil menunggu waktu yang tepat itu tiba, sebagai seorang lelaki, Rifky berusaha untuk getol mencari rezeki. Ia kini tergabung dalam jajaran pemain sinetron Orang-Orang Kampung Duku, yang tayang setiap hari di SCTV. Di sinetron yang berlatar belakang budaya Betawi itu, Rizky memerankan tokoh Sultan. Syuting setiap hari, tidak membuatnya kehilangan akal untuk tetap bersama buah hati tercinta dan sang kekasih.
"Dia terima gue apa adanya, gue pun begitu. Orangnya baik. Yang gue suka dia terang-terangan orangnya. Mau ini mau ini bilang. Gue pun jadi nggak ada batasan sama dia. Kasarnya dia tahu seluk-beluk gue. Dia sayang sama anak gue. Kalau gue lagi sibuk syuting, dia yang suka urus anak, jaga anak," ujar Rifky Balweel saat ditemui di lokasi syuting Orang-Orang Kampung Duku, Rabu (22/2/2017).
Selain berbincang mengenai sinetron terbarunya, Rifky Balweel juga mengungkapkan rencananya bersama sang kekasih. Benarkah Rifky sudah mempersiapkan hari bahagia bersama Biby Alraen tahun ini? Simak wawancara selengkapnya berikut ini.
Rifky Balweel, Sibuk Syuting Tetap Cari Waktu dengan Anak
Bagi Rifky Balweel, sosok Sultan di sinetron Orang-Orang Kampung Duku yang diperankannya, merupakan anak muda yang memiliki pendirian kuat dan mau bekerja keras. Sultan bukan mahluk yang sempurna, namun berusaha untuk tetap memberikan nasihat, melalui perilakunya.
Bisa diceritakan karakter Sultan yang diperankan di Orang Orang Kampung Duku?
Dia itu sosok pemuda biasa-biasa saja sebenernya. Anaknya lempeng dan pekerja keras. Dia sayang sama engkongnya (kakek), sayang sama adiknya. Tapi orang-orang kampung Duku melihat Sultan orang yang bisa memecahkan masalah. Karena melihat sosok Sultan yang bekerja di luar, dagang es kelapa sebenarnya. Pas balik, dia disambangi sama anak kecil dan Sultan sering kasih saran ke orang lain. Kadang saran yang dikasih juga nggak selalu benar.
Keseruannya bagaimana perankan Sultan?
Semuanya ada. Jahilnya ada, benarnya ada, sayang sama engkongnya ada, sayang sama adiknya ada. Secara keseharian sebenarnya banyak sosok seperti Sultan di kampung-kampung lain.
Yang mau disampaikan lewat sosok Sultan ini apa?
Sebenarnya dia orang Betawi, yang gue senang Sultan itu menyampaikan sesuatu yang baik karena naskahnya yang keren. Mas Imam Tantowi bikin sosok sultan ini baik, tapi bukan yang seperti nabi. Yang gue mau sampaikan sosok seperti Sultan itu banyak. Yang mau disampaikan, meski masih muda, pekerja keras, harus tetap aware sama orangtua. Dia itu hormat setiap ketemu orang tua, dia santun.
Tantangan memerankan karakter Sultan?
Nggak ada, tapi ngeri iya. Pas masuk sini karena mereka (pemain yang lain) sudah seperti keluarga, gue berpikir akan diterima atau nggak nih. Pas sampai lokasi, ditanya Bang Derry 'lo jadi siapa, jadi Sultan?'. Iya bang aye jadi Sultan. Oh, ya udah cakep deh'. Dari situ gue merasa mulai diterima. Gue merasa kalau dari awal didasari kekeluargaan akan jadi berkah. Gue baru temukan lagi yang kekeluargaan kayak gini setelah sekian tahun. Bersyukur bisa masuk sini.
Karakter Sultan menggambarkan kehidupan kamu?
Gue dulu tinggal di Kemayoran, di pinggir rel kereta waktu masih kecil. Teman-teman gue kebanyakan Betawi. Gue juga ngomongnya Betawi, jadinya nyaman saja membawakannya.
Sudah siap kehilangan waktu sama anak karena jalani syuting setiap hari?
Itu sih bisa diatur lah. Gue syuting kayak kemarin hari Minggu nggak ada libur. Anak gue yang ke sini, kita jalan-jalan. Yang penting anak harus tahu, gue lagi cari duit buat dia-dia juga.
Anak sering ke lokasi?
Kalau nggak syuting, anak gue minta jalan-jalan. Pada saat itu gue kerja mati-matian buat siapkan rumah. Anak gue sama ibunya kan. Rumah kita kan dekat. Anak bilang mau punya rumah ada kolam renangnya, setiap libur dia main ke rumah. Sebenarnya tiap hari juga boleh main, tapi kasihan dia karena gue kan syuting, nanti dia sama siapa. Awalnya dia mau ke lokasi syuting sampai akhirnya nggak mau. Mending di rumah saja deh ada kolam renang, ya sudah, yang penting dia tahu bapaknya mati-matian kerja buat dia
Kalau di lokasi syuting anak suka diajak main apa?
Sebenernya dia suka anti sosial kalau sudah main gadget. Bahaya juga. Gue suka batasi apa yang boleh dia tonton, apa yang nggak boleh. Anaknya sih anteng kalau dikasih hape. Tapi gue harus tetap pantau. Karena kan ada channel cartoon network yang dia tonton, mungkin judulnya anak-anak, tapi jokesnya sebenarnya bukan buat anak kecil. Gue saja ikut ketawa pas nonton. Itu jokesnya bahaya buat anak kecil.
Apakan kamu siapkan anak terjun ke dunia hiburan?
Nggak. Gue nggak bilang anak nggak boleh ke hiburan. Menurut gue sekolah lebih penting. Kalau pun mau ke dunia hiburan selesaikan dulu sekolahnya.
Rifky Balweel: Gak Trauma Menikah, Cuma Lebih Hati-Hati
Rifky Balweel bersyukur, ada sosok Biby Alraen yang membantu mengurus buah hatinya. Jika tiba waktunya bersama sang buah hati namun ia sedang syuting, Biby yang membantu mengurus dan menemani Arsen. Meski sudah dekat, namun Rifky masih menanti waktu yang tepat untuk naik ke pelaminan.
Kemarin Pacar bawa anak ke lokasi inisiatif dia apa disuruh?
Sebenarnya gue bilang kemarin nanti saja, di rumah saja. Nanti kalau break baru kita main. Kebetulan di rumah ada keponakan yang bisa bawa mobil, ya sudah bawa saja deh. Kira-kira 3 jam lagi syuting, akhirnya berangkat. Sebenarnya inisiatif dia.
Apa yang kamu lihat dari pengorbanan pacar seperti itu?
Itu jadi kelebihan dan kekurasngan gue. Kelebihan gue tuh punya anak, kekurangan gue ya nggak terlalu punya banyak waktu. Tapi memang dia suka anak kecil. Jadi kalau mau pacaran sama gue, dia harus terima kondisi gue seperti ini. Dan dia nggak ada masalah, dia senang sama kecil. Kasarnya mandikan bayi juga dia sudah bisa, karena dia punya banyak keponakan yang masih bayi.
Sosok Kekasih di mata kamu?
Dia terima gue apa adanya, gue pun begitu. Orangnya baik. Yang gue suka dia terang-terangan orangnya. Mau ini mau ini bilang. Gue pun jadi nggak ada batasan sama dia. Kasarnya dia tahu seluk-beluk gue. Dia sayang sama anak gue. Kalau lagi sibuk syuting, dia yang suka urus anak, jaga anak gue.
Katanya orangtua sudah merestui. Jadi sudah ada rencana pernikahan?
Kalau pacaran ujung-ujungnya pasti ke arah situ ya (menikah). Gue nggak bilang trauma, karena gue memang nggak trauma. Gue cuma lebih hati-hati saja sekarang, lebih waspada. detail kecilnya gue nggak mau ketinggalan. Detail kecil yang nantinya bisa bikin rusak suasana, itu harus diperbaiki. Kalau pacaran dibilang serius, ya gue serius. Gue sudah pacaran 2 tahun sama dia. Kalau dibilang tunangan sih belum ada rencana ke sana. Cuma gue dan dia yang tahu. Tapi gue serius jalaninya.
Sudah ada desakan dari keluarga untuk segera menikah? Atau teman-teman banyak yang memotivasi kamu untuk segera menikah?
Iya, orang mikir tunggu apa lagi sih. Dia sudah sayang anak loe. Tapi itu yang bisa jawab cuma gue dan dia. Balik lagi detail itu. Kayak bangun rumah ya, loe bisa bikin rumah terus jadi. Cuma detailnya yang mau gue perhatikan. Kayak dindingnya rata nggak. Kalau gue berangkat lagi (nikah), gue nggak mau detail yang terlupakan lagi. Ibaratnya gue sekarang sekolah dulu lah.
Kamu pasti punya harapan untuk pernikahan nanti?
Pastilah, kalau dibilang nikah pasti maunya langgeng. Tapi detail itu harus diperhatikan sampai akhirnya ada panggilan gue harus menikah. Karena perempuan punya target, kalau gue cowok, nggak ada target. Keluarganya juga tahu gue jalani sama dia serius, nggak main-main. Gue bukan bocah lagi. Jalani serius kayak orang mau nikah, iya.
Dari tadi bicara detail, apa sih?
Dia nggak pernah maksa ayo nikahin gue. Tapi gue selalu bilang loe tunggu saja. Nah detail itu gue nggak bisa kasih tahu. Yang bisa gue kasih tahu ke dia, kalau jodoh nggak kemana. Gue serius sama loe, gue tahu yang gue perbuat saat nggak sama loe, begitu juga sebaliknya. Berantem sih ada, itu bumbunya. Cuma kalau nanti sudah nikah masih berantem ngapain. Detail itu yang nggak mau terlupa. Gue mau kalau nikah ya sudah kita hidup enak.
Lebih hati-hati dengan masa depan ya?
Semua orang pasti hati-hati menata masa depan. Tapi gue lebih ekstra hati-hati. Bukan cuma mempersiapkan mental gue dan anak, tapi juga orangtua dan adik gue. Nikah mah gampang, tapi setelah itu gimana. menjalaninya, loe kuat nggak. Kasarnya kita mau masuk hutan nih. Gini deh, kemarin gue masuk hutan bawa senjata, tapi keluar hutan lagi. Kalau loe mau masuk hutan sama gue, ya mungkin kita harus bawa senjata lebih canggih lagi biar nggak keluar lagi dan betah di sana. Jadi kita nggak was-was dan indah menjalaninya.
Meski belum ada kepastian kapan Rifky Balweel akan kembali ke pelaminan, namun dari bahasa tubuhnya, Rifky tampak ingin sekali segera menyudahi masa kesendiriannya. Namun memang, seperti pepatah mengatakan, jangan sampai terperosok dua kali ke jurang yang sama. Rifky tampaknya masih ingin menunggu waktu yang tepat agar ia benar-benar berada dalam keyakinannya untuk segera duduk di pelaminan. Semoga segera terlaksana ya Rifky.