Fimela.com, Jakarta Tidak pernah kusangka sebelumnya, akan ada hari di mana aku memiliki sebuah keyakinan penuh untuk berlari meninggalkanmu. Berjalan jauh, pergi, menapaki sisa perjalanan sendiri-sendiri. Mengabaikan hati yang patah, mengabaikan luka yang basah karena cinta yang tersia-siakan.
Aku pernah menyiksa diriku dengan sebuah janji untuk menunggu, membohongi diriku dengan sebuah keyakinan palsu bahwa suatu saat kamu akan kembali dan melihatku di sini menunggumu. Untuk kemudian kita berdua berjalan bersama, melanjutkan apa yang sebelumnya terhenti di titik ini karena kamu memilih pergi bersamanya. Tapi kini tidak lagi.
Hari ini, hari kasih sayang ini, sempat aku pikir aku masih punya banyak rasa untukmu. Rasa yang indah yang pernah membuatku merasa jadi wanita yang paling bahagia. Aku pikir aku masih mampu menunggumu hingga 14 Februari di tahun berikutnya, atau sampai entah kapan saat kamu kembali. Tapi ternyata rasa itu tak lagi ada. Bahkan sepertinya aku tak lagi bisa merasa. Hanya hambar, dan sebuah keinginan untuk melihat dunia yang lebih cerah dari pada di sini, di tempat aku menunggumu selama ini.
Ternyata aku sudah terlalu bosan dengan kesendirian ini. Bosan menunggu kamu yang tak pernah kembali. Jadi kali ini, aku pamit untuk pergi. Lanjutkan perjalananmu dan jangan coba-coba untuk menoleh, apalagi kembali ke sini dan mencariku. Karena aku takkan ada lagi untukmu.
Hari ini aku memutuskan untuk berhenti menunggumu. Biar patah hati ini kusimpan dulu, biar lebur bersama waktu. Selamat tinggal, selamat jatuh cinta lagi.