Fimela.com, Jakarta Apa yang kamu lakukan saat matahari bersinar terik di siang hari. Rasanya paling pas kalau ditemani oleh segelas minuman bersoda. Apalagi kalau ditambah dengan bongkahan es batu. Suasana yang gerah seketika berubah oleh kehadiran segelas minuman yang menyegarkan.
Umumnya minuman bersoda yang sering kita jumpai adalah merek-merek internasional, bukan buatan Indonesia. Tapi siapa sangka, jauh sebelum merek internasional ternama itu memasuki nusantara, Indonesia sudah memproduksi minuman bersoda yang tak kalah nikmatnya. Namanya adalah Badak atau soda cap Badak.
Merk minuman bersoda lokal yang umurnya sudah lebih dari seratus tahun ini sangat melekat di hati masyarakat. Seperti dilansir dari Good News From Indonesia, pada 1916 sebuah pabrik bernama NV Ijs Fabriek Siantar berdiri di Pemantang Siantar dan memproduksi minuman Cap Badak.
Seperti minuman bersoda intenasional lainnya, pabrik ini menghasilkan minuman soda dengan varian rasa jeruk, anggur, sarsaparila, dan soda murni. Buat masyarakat Medan, minuman Cap Badak ini sudah sangat terkenal, dan mudah dijumpai di restoran Tionghoa serta rumah makan Batak Tob.
Salah satu varian rasa yang paling digemari adalah minuman sarsaparila, sebuah rasa khas tumbuhan herbal dari Meksiko. Minuman yang aromanya agak mirip dengan jamu dan berwarna gelap ini dikemas dalam botol kaca transparan dengan tulisan dan gambar badak becula satu.
Selain memakai es batu, ada lagi cara minum yang lebih seru, yaitu dengan menambahkan susu kental manis dan es batu. Rasanya menjadi manis dan segar, mirip dengan soda gembira. Selain memproduksi minuman bersoda, dahulu, NV Ijs Fabriek Siantar juga memproduksi sari buah markisa yang diberi label Marquisa Sap. Sirup tersebut sudah diekspor ke mancanegara, seperti Swiss, Belanda, dan Belgia.
Pabrik soda Cap Badak ini didirikan oleh Heinrich Surbeck, seorang pria kelahiran Halau, Swiss. Pada tahun 1969, Julianus Hutabarat yang merupakan seorang pengusaha, akhirnya membeli perusahaan tersebut. Pabrik ini pun resmi berpindah tangan pada 1971 dan berganti nama menjadi PT Pabrik Es Siantar.
Namun sayangnya, kini produksi Badak makin berkurang karena kalah bersaing dengan perusahaan internasonal dan menurunnya minat minum soda karena soa kesehatan. Meskipun begitu , PT Pabrik Es Siantar tetap memproduksi minuman bersoda. Saat ini mereka hanya fokus pada produksi varian rasa sarsaparila dan soda murni saja.