Fimela.com, Jakarta Dengan letak yang tak terlalu jauh dan didapatinya sejumlah kesamaan topografi, Taiwan dikatakan siap saingi pariwisata Jepang tahun ini. Tak perlu jauh berbicara tentang kota-kota anonim, namun mari memulainya dari wilayah populer macam Taipei yang disebut akan jadi saingan Tokyo di 2017. Tergoda singgah? Simak dulu sejumlah tips menurut roughguides.com berikut.
Jangan sampai tak meminum kopi. Tradis meminum teh di Taiwan mungkin sudah tertanam sejak ribuan tahun silam, namun siapa sangka jika kopi malah jadi minuman yang direkomendasikan selama singgah. Taipei sendiri memiliki sederet kedai kopi yang menarik untuk disambangi, di antaranya B Coffee & Space dan Fika Fika.
Terbuai sudut artistik di Zhongshan dan Dongmen. Bukan tanpa alasan Taipei dinobatkan sebagai World Design Capital 2016. Ingin larut dalam nuansa artistik? Maka wilayah Zhongshan dan Dongmen cocok untuk disambangi. Sementara jalan utama akan terasa sedikit komersial, kamu akan disuguhi nuansa vintage ketika menelusuri area Zhongshan, lengkap dengan jajaran toko antik.
Lewatkan street food jika kamu ingin menyesal. Bertipikal layaknya Hong Kong, Tokyo dan Seoul, Taipei pun memiliki makanan kaki lima yang menggoda selepas matahari tenggelam. Mencoba beberapa kuliner lokal merupakan satu kewajiban yang tak boleh, sungguh tak boleh, dilewatkan.
Mencoba jadi vegetarian. Dari banyak kisah perjalanan soal Taipei, kota ini dikatakan jadi tempat terbaik bagi kamu yang ingin memulai jadi vegetarian, lantaran banyaknya pilihan makanan bagi vegan yang tetap menggugah selera. Jadi, mengapa juga tak dicoba?
Lebih banyak sentuhan seni. Selain sudut jalan, nuansa seni di Taipei masih bisa kamu lihat di tempat lain. Nama-nama seperti Huashan 1914 Creative Park dan Songshan Cultural and Creative Park sekiranya bisa jadi opsi terbaik. Dipengaruhi budaya, sangat mungkin kamu lebih memahami bentukan kebiasaan masyarakat lokal lewat seni.
Menenggelamkan diri bersama buku. Sangat cocok bagi kamu yang tengah solo travel dan memang suka membaca. Dengan populasi beragam, mulai dari seniman, intelektual dan aktivis, tak heran jika Taipei punya sederet toko buku yang bak kepingan surga bagi pecintanya. Kamu pun bisa singgah di toko buku yang buka 24 jam, seperti Eslite.
Kembali ke alam. Menepi dari riuh metropolitan Taipei, kamu bisa turun ke selatan untuk menikmati elok pesisir. Tak hanya itu, kamu pun bisa menjajal jalur pendakian yang tak terlalu sulit. Jadi, tak ada alasan untuk melewatkan Taipei, bukan?