Fimela.com, Jakarta Kata 'maaf' sering disebut-sebut sebagai salah satu kata yang sulit diucapkan selain 'terima kasih'. Tapi, ada yang lebih susah dibanding mengucap maaf, yakni memastikan kamu benar-benar mengucapnya dengan tulus, bukan sekadar formalitas. Hmm, pasti ada kan di antara kamu yang ketika bertengkar dengan pacar, mengucap maaf tapi cuma karena malas ribut panjang-panjang, bukan karena sungguh-sungguh mengakui kesalahan?
Kadang kata maaf diucap dengan maksud memperjelas kesalahan yang dilakukannya. Yang lebih parah, kata maaf yang diucap dengan tendensi tertentu bisa jadi malah menyudutkan atau melecehkan seseorang. Bayangkan, kalau hal itu kamu lakukan terhadap pasanganmu?
Dr. Harriet Lerner dalam bukunya yang berjudul Why Won't You Apologize?: Healing Big Betrayals and Everyday Hurts, menjabarkan bagaimana permintaan maaf yang benar dan tulus.
1. Tidak perlu mencari alasan. Coba kamu ingat, bagaimana ucapan maaf yang biasa kamu ucapkan ada pacar saat bertengkar? Pasti banyak tambahan alasan mengapa kamu meminta maaf. "Maaf aku mengungkit-ungkit permasalahan yang dulu, tapi aku nggak bermaksud.." atau "maaf aku menyakiti kamu, tapi sejujurnya, kamu memang salah..". Menurut Dr. Lerner, menambahkan "tetapi" setelah kata maafmu itu menghilangkah ketulusan dari kata maaf itu sendiri.
2. Jangan minta dimaafkan. Memohon maaf dan meminta dimaafkan itu dua hal yang berbeda, dan kamu nggak bisa meminta yang kedua. Biarkan dia mencerna permintaan maafmu dan memutuskan sendiri untuk memberi maaf atau nggak. Tugasmu hanya meminta maaf dengan tulus. Menurut Dr. Lerner, kalau pasanganmu merasakan permintaan maafmu nggak tulis, dia akan lebih susah memaafkan, lho.
3. Fokus pada apa yang kamu lakukan, bukan bagaimana reaksi mereka. Menurut Dr. Lerner, meminta maaf menjadi hal yang sulit karena sifat defensif yang dimiliki manusia, itulah sebabnya permintaan maaf yang terucap seringkali tidak tulus. Kalau kamu minta maaf pada pasanganmu setelah bertengkar, ucapkan saja maaf atas sikap atau perkataanmu, tidak perlu menyinggung soal perasaan atau reaksinya seperti, "maaf aku menyinggung perasaanmu," atau "maaf aku membuat kamu merasa terpojok."
Permintaan maaf yang tulis ketika salah satu dari kalian melakukan salah akan melindungi hubunganmu dari dendam yang tidak perlu, kan?