Fimela.com, Jakarta Membaca Tetralogi Buru dan karya-karya Pramoedya Ananta Toer memang membantumu membuka pikiran, menambah wawasan, dan memunculkan rasa nasionalis yang lebih tinggi. Tapi nama Pram ternyata besar bukan hanya tetraloginya yang begitu fenomenal.
Pram menuliskan buah pikirannya sejak lama, jauh sebelum Minke dan bahkan Nyai Ontosoroh lahir dalam tulisannya. Pram yang dulu bukan bintang di bidang akademis pada masa mudanya, telah meninggalkan jejak-jejak langkahnya sejak dulu.
Ada buku Sang Pemula, Dunia Samin, dan masih banyak lagi buku lamanya yang kini sulit milenials temukan. Tapi jangan pernah sedih. Karena di mana ada kemauan untuk membaca dan berburu buku, di situ ada jalan.
Lewat sebuah perpustakaan bernama PATABA Blora inilah, kamu seakan menyaksikan langsung kehidupan Pram dan Toer bersaudara. Memiliki kepanjangan Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa, perpustakaan ini berada di Blora, Jawa Tengah, dan didirikan oleh Toer bersaudara; Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, dan Soesilo Toer.
Lantaran Toer terlebih dahulu berpulang, perpustakaan ini didirikan bersama, pada hari meninggalnya Pram, 30 April 2006. Didirikannya perpustakaan yang bertujuan untuk pendidikan anak Indonesia dan semua bangsa, perpustakaan ini menjadi kenangan sekaligus jejak yang ditinggalkan Pramoedya Ananta Toer. Boleh jadi, sebagai tempat yang tepat pula untuk menyapa dan mengenal Pram lebih dalam.