Fimela.com, Jakarta Pesatnya teknologi informasi seiring dengan media sosial yang tak hanya menjadi ajang eksistensi diri. Media sosial saat ini menjadi lahan untuk mengungkapkan pendapat secara bebas. Pun begitu, banyak yang akhirnya kebablasan. Mereka tak lagi mau menerima perbedaan pendapat. Menganggap dirinya paling benar sekaligus memaksakan agar pendapatnya dipakai semua orang. Fenomena itulah yang membuat Rian D'Masiv bersedih.
"Sekarang udah nggak lihat umur lagi. Muda dan tua sekarang sudah tertutup matanya hanya karena beda pilihan atau pendapat terus berantem. Aku sendiri sih jujur sedih," kata Rian D'Masiv di kawasan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut Rian, perbedaan merupakan fitrah manusia. Dari lahir, baik fisik, selera maupun pemikiran seseorang pasti memiliki perbedaan. "Seharusnya perbedaan itu nggak boleh jadi masalah. Dari lahir aja kita kan sudah beda apalagi selera," ucapnya.
Rian menambahkan, menyalurkan pendapat baik di dunia nyata maupun dunia maya harus punya etika. Satu hal yang pasti adalah jangan sampai mengungkapkan pendapat dengan menyakiti atau menyerang orang lain.
"Kita berpendapat yang penting nggak menyakiti orang lain karena kita hidup berdampingan juga. Kalau aku sendiri memang berasal dari keluarga yang agamanya nggak cuma satu. Memang sudah terbiasa saling menghormati tanpa harus memaksakan keyakinan kita," ujar Rian.
Sebagai musisi, Rian hanya bisa menuangkan pendapatnya melalui lagu. Menurutnya lagu adalah soft power. "Banyak berita yang gak benar. Jujur aku sedih tapi aku gak mau frontal berpendapat. Karena buat aku lagu adalah soft power," tukas Rian D'Masiv.