Fimela.com, Jakarta Meski meninggalkan duka mendalam, namun Terry Putri berusaha tegar menghadapi cobaan atas meninggalnya sang ibunda. Keikhlasan ibunda menerima penyakit yang diderita membuat Terry terinspirasi.
"Mama nggak pernah ngeluh. Mama kalau ditanya jawabnya selalu nggak apa-apa. Nggak pernah minta uang sepersen pun," kata Terry di TPU Tanah Kusir, kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (5/2).
Karena tak pernah mengeluh sakit, sampai akhirnya penyakit jantung yang diderita oleh ibunda Terry semakin fatal. Belakangan penyumbatan yang terjadi sudah dalam tahap maksimal, hampir 100 persen.
"Dan karena nggak pernah ngeluh kami juga baru tahu ternyata penyumbatan di jantungnya udah mencapai 100%, cuma 2 persen yang nggak nyumbat. Itu mama nggak pernah ngeluh. Jadi baru tahu, kalau sesak jangan dianggap remeh ya," imbuhnya.
Tiny Yusrip, ibunda Terry pun akhirnya meninggal setelah menjalani operasi by pas pada jantungnya. Tak ada firasat yang dirasakan oleh Terry, namun ia mengatakan ada sedikit pesan terakhir sebelum ibunda menghembuskan napas terakhirnya.
"Dia bilang, kerudung di rumah banyak banget, katanya kalau udah nggak ada (meninggal) mau mukanya ditutup kerudung ini. Kita yang udah lah mama nggak usah ngomong begitu. Jadi memang bukan firasat atau apa sih," ucapnya.
Saat ibunda mengatakan demikian, Terry dan saudara lainnya pun sudah merasa akan kehilangan. "Mama udah tenang, anak udah dewasa, kita pas denger mama ngomong gitu, udah nyess (syok), tapi kita yang, udah lah mamaa jangan ngomong gitu," tukas Terry.
Menurut Terry, kebiasaan ibunda pun berubah saat menjelang ajalnya. "Sebelum masuk operasi, foto diajak selfie berdua mau. Biasanya nggak mau, kita juga udah maaf-maafan lahir batin. Pesennya banyak banget," imbuh Terry Putri.