Fimela.com, Jakarta Dubai sudah lekat, terlalu lekat, dengan perjalanan mewah berhiaskan bentang panorama gedung-gedung pencakar langit nan megah. Namun nyatanya landskap yang telah akrab itu bukanlah cara tunggal untuk menikmati salah satu kawasan di Timur Tengah tersebut. Sebagaimana diwartakan roughguides.com, kota yang punya gedung tertinggi di dunia ini pun memiliki sejumlah alternatif.
Kamu bisa menepi dan melihat wajah tua Dubai di Bur Dubai, di mana terdapat sisa rumah bergaya pertengahan abad ke-19 yang telah diperbaiki. Arsitektur yang begitu kontras dengan paras Dubai yang biasa dikenal membuat penjelajahan di sini kian menarik. Menyesatkan diri di lorong-lorong kuno, kamu akan serasa menjelajah kota hantu.
Menjajal kuliner autentik Dubai di Deira. Dikatakan, kawasan ini merupakan salah satu lingkungan tertua di Dubai. Di antara banyak opsi kuliner, mencicip yang autentik tentu tak ingin kamu lewatkan dan cara terbaik mencobanya adalah dengan menghindari restoran mewah. Jadi, selamat menjelajah kedai demi kedai sederhana di Deira.
Bersentuhan dengan seni di Alserkal Avenue. Terselip di tengah bangunan bergaya modern dengan polesan seni khas yang minim, kamu masih bisa menjelajah Alserkal Avenue. Dengan datang ke sini, kamu bisa melihat nyawa seni yang dikatakan endemik. Mengapa juga tak coba mampir, bukan?
Menepi sedikit lebih jauh, kamu bisa menjajal pengalaman naik balon udara dengan panorama gurun berbingkai matahari terbit. Meski fajar dikatakan menawan di antara julangan gedung pencakar langit, latar lain untuk berucap salam pada sang surya tentu tetap sepadan dicoba. Tertarik singgah di wajah lain Dubai?