Film Surau & Silek Berangkat dari Budaya Minangkabau

Anto Karibo diperbarui 01 Feb 2017, 21:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Budaya Minangkabau sudah memberikan banyak nama tokoh yang ikut andil dalam sejarah perjuangan bangsa. Sebut saja Muhammad Hatta, Agus Salim, Tan Malaka, Hamka, Soetan Sjahrir, M. Natsir, Usmar Ismail, Chairil Anwar, dan lainnya lahir dan besar dari budaya Minangkabau. Hal itu menjadi dasar pembuatan film film Surau & Silek. 

Salah satu nilai dasar di masyarakat Minangkabau adalah masyarakatnya percaya bahwa pendidikan di surau adalah yang terbaik bagi generasi mudanya. Dari surau itulah mereka menimba ilmu agama sebagai pondasi dalam berperilaku, serta belajar ilmu silat atau silek dalam bahasa Minangkabau.

"Surau itu musholah, silek itu silat. Karena itulah kami ingin membuat film Surau & Silek," tutur Arief Malinmudo sebagai sutradara di Pisa Cafe Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (31/1).

Banyak tokoh perjuangan yang dididik dalam budaya tersebut. "Ada Soetan Sjahrir, Bung Hatta. Pembentukan karakter itu ada di keluarga dan lingkungan, dan salah satunya surau dan silek yang masuk dalam lingkungan," tutur Arief.

Film ini mencoba mengingatkan tentang budaya yang telah lama ditinggalkan. Cerita dibangun dari sudut pandang anak-anak SD belasan tahun serta seorang pensiunan dosen berumur 62 tahun. Selisih usia ini yang membuat kontradiksi budaya tersebut semakin menarik.

"Ada cerita tentang harapan, ambisi dan menemukan jati diri. Tiga orang anak kecil yang mencari guru untuk belajar balas dendam. Ketiga karakter ini patah hati, ketik gurunya pidah. Lalu terjadinya pertemuan dan gab yang berbeda, seorang dosen yang hidup di masa lalu dengan anak-anak yang di masa modern," ucap Arif. Film Surau & Silek akan dirilis 27 April 2017.

What's On Fimela