Fimela.com, Jakarta Begitu besar kecintaan penyanyi Soprano, Mariska Setiawan, terhadap musik klasik. Padahal, awalnya dia sempat ditentang orangtua karena keinginannya menyelami musik klasik. Tak dipungkiri, musik asal Eropa itu terbilang kurang populer di kalangan masyarakat.
"Awalnya sih dimarahi, Ngapain main musik klasik. Kalau mau mending sekolah dokter atau ambil hukum, jadi lawyer. Kalaupun mau di musik, ambil pop kek. Sempat yang gitu," ungkap Mariska Setiawan kepada Bintang.com, di Fagetti Building, Mangga Dua Raya, Jakarta Utara, Rabu (24/1/2017).
Sejak kecil, Mariska memang gemar bernyanyi. Perkenalannya dengan musik klasik bermula saat tergabung dalam kelompok paduan suara gereja. kebetulan mayoritas komunitas di gerejanya menyukai musik klasik.
"Bisa dibilang nggak sengaja. Tapi karena komunitas dan mendalaminya, lama-lama saya senang. Akhirnya saya tahu, musik klasik itu proses yang nggak bisa instan. Ya proses latihan, proses pendewasaan, diri, analisis musik," ujar Mariska.
"Jadi, di balik perfomance yang indah, ada proses yang panjang. Nah saya suka prosesnya, dan filosofinya, musik klasik itu membuat kita jadi disiplin. Dari situ saya semakin jatuh cinta," sambung wanita 26 tahun ini.
Kerja keras memang tidak pernah bohong. Keuletan dan keteguhannya mendalami musik klasik membuahkan hasil. Dia menang di berbagai lomba, salah satunya lomba dua tahunan Ananda Sukarlan, yang membuka lebar kesempatannya berkarier.
"Nyanyi resminya dari usia 16. Baru menekuni secara serius, perform dan konser, itu kira-kira 5 tahun yang lalu. Waktu itu saya menang kompetisi lomba puitik mas Ananda. Di situ saya juara 3. Setelah itu kesempatan karier terbuka," kenangnya.
Lantas bagaimana sikap orangtua Mariska, yang sempat menentangnya mendalami musik klasik? "Sekarang sih mendukung banget. Ternyata musik klasik bisa membuat aku mandiri," ucap Mariska Setiawan.