Review The Last Barongsai, Secuil Kisah Indahnya Toleransi Budaya

Syaiful Bahri diperbarui 26 Jan 2017, 17:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Genre Film: Drama, Komedi
Durasi: 91 menit
Sutradara: Ario Rubbik
Penulis Naskah : Titien Watiwena, Rano Karno
Produser : Rubby Karno
Produksi : Karnos Film
Pemain : Dion Wiyoko, Rano Karno, Tyo Pakusadewo, Azis Gagap, Vinesa Inez, Hengky Solaeman.
Rilis : 26 Januari 2017

Sinopsis:
The Last Barongsai mengangkat budaya serta tradisi menjadi kekuatan rumah produksi Karnos Film. Jelang perayaan Imlek, sebuah film berjudul The Last Barongsai dihadirkan ke layar lebar.

Menceritakan tentang sebuah konflik drama keluarga di mana Kho Huan (Tyo Pakusadewo) resah akan dilema di mana surat undangan kejuaraan Barongsai tingkat Nasional serta menyekolahkan putranya Aguan (Dion Wiyoko) ke luar negeri menjadi masalah yang menarik ditonton.

Aguan (Dion Wioyoko) menemukan surat undangan kejuaraan Barongsai yang tidak pernah dibuka ayahnya selama bertahun-tahun. Dilema juga dihadapkan padanya, ketika ia harus memilih mana yang akan diambilnya, apakah meneruskan tradisi dan budaya keluarganya dengan mengikuti kejuaraan Barongsai atau pergi ke Nanyang University, Singapura mendapatkan beasiswa.

Keuangan keluarga Aguan nyatanya menjadi masalah utama Aguan untuk melakukan daftar ulang kuliahnya di Singapura. Adapun pendaftaran ulang kuliah bertepatan dengan dimulainya kejuaraan Barongsai. Sang ayah, Kho Huan tak tinggal diam. Sekuat tenaga ia mencari uang agar sang putra bisa berangkat kuliah dan melupakan kejuaraan Barongsai tingkat Nasional.

Review:
Rano Karno mengangkat pesan luar biasa di film The Last Barongsai ini, di mana edukasi dan budaya seakan tidak hanya sekedar tontonan tapi juga menjadi tuntunan. Potret dinamika masalah keluarga diangkat dengan apik. Tidak serta merta satu atau dua orang yang memiliki masalah, namun hampir dari seluruh karakternya memiliki masalah dan harus mencari jalan keluarnya.

Seperti diungkap dalam sinopsis The Last Barongsai di atas, dilema keluarga saat sang ayah berjuang mencari uang untuk sang putra bisa kuliah di luar negeri amat haru ditonton. Begitu halnya perjuangan Aguan, dilemanya yakni ingin meneruskan tradisi Barongsai keluarganya tak boleh punah atau harus kuliah ke luar negeri namun terbatas biaya.

Tak perlu dipertanyakan bagaimana akting dari aktor luar biasa Tyo Pakusadewo di film ini. Bahkan Dion Wiyoko juga mampu mengimbangi kekuatan karakternya dengan karakter-karakter lain di film tersebut.

Sisi lain dari drama di film ini menjadi menarik karena turut dihadirkan nuansa komedi ringan namun mampu menggelak tawa. Komedian Aziz Gagap menjadi kekuatan komedi di film ini, ia beradu peran dengan Dion Wiyoko, namun Aziz yang memang dikenal dengan gagapnya tetap tidak keluar dari karakter komedinya tersebut di film The Last Barongsai ini.

Kebhinekaan, keberagaman serta solidaritas dan mempertahankan tradisi dan budaya agar tidak punah akan tersaji di film berdurasi 91 menit ini. Satu hal yang pasti, meski mengangkat suku Tionghoa di film ini dan kebetulan bahwa isu sara tengah merundung negeri ini, Rano Karno sebagai penulis cerita menegaskan cerita yang diangkat bukan lantaran sisi sara tengah ramai diperbincangkan di negeri ini. Film The Last Barongsai rilis di bioskop pada 26 Januari 2017.

Foto Adegan:

Trailer:

What's On Fimela