Fimela.com, Jakarta Sandra Dewi menemukan kebahagiaannya usai menikah dengan Harvey Moeis, Selasa (8/11/2016). Apalagi, impian Sandra Dewi untuk menikah di Disneyland terlaksana. Namun, masih ada yang kurang dalam kehidupan rumah tangga Sandra Dewi. Dalam rahimnya, belum ada janin calon buah hati. Sambil menantikan kehadiran janin dalam rahimnya itu, Sandra Dewi dan sang suami punya ritual khusus setiap pagi. Seperti apakah itu? Bagaimana dengan persiapan Sandra Dewi dan suami menyambut kehadiran buah hati mereka kelak?
***
Usai menikah, Sandra Dewi mengaku masih menjalani aktivitasnya seperti biasa di industri hiburan. Hal tersebut lantaran sang suami, Harvey Moeis tidak pernah melarang atau membatasi ruang geraknya di industri yang telah membesarkan nama Sandra Dewi itu. Meski demikian, Sandra Dewi tentu tidak melupakan tugasnya sebagai seorang istri.
Mulai dari bangun tidur melayani sang suami sarapan hingga tercipta kualitas waktu yang semakin mempererat hubungan Sandra dan suami tercinta. Banyak hal yang akhirnya diketahui Sandra Dewi tentang sang suami usai menikah. Salah satunya perihal kebiasaan Harvey di rumah. Selain dikenal sebagai sosok yang selalu menjaga kebersihan serta kerapihan, Harvey juga dikenal sebagai lelaki modern.
Sandra mengungkapkan, dari sarapan saja, Harvey hanya melahap makanan yang sederhana. Secangkir kopi, telur, roti atau sereal, sudah cukup baginya. Sementara Sandra Dewi, masih harus mencari makanan berat untuk sarapan.
"Kalau aku kan kebiasaan tinggal sama orangtua jadi sarapan makan yang besar. Bubur ayam, mi ayam, nasi uduk atau nasi goreng. Jadi aku selalu makan besar, kalau suamiku asal ada saja karena kan dia tinggal sendirian sudah lama," ujar Sandra Dewi saat berbincang dengan Bintang.com belum lama ini.
Tentu di usia pernikahan yang masih seumur jagung, masih banyak yang harus dipelajari Sandra Dewi untuk membahagiakan sang suami tercinta. Salah satu yang menjadi impian mereka adalah segera memiliki momongan. Bagi Sandra Dewi, kebahagiaan sebuah keluarga belum lengkap tanpa kehadiran buah hati. Simak penuturan Sandra Dewi perihal rencana ke depannya bersama sang suami, jika sudah memiliki anak.
What's On Fimela
powered by
Potret Kebahagiaan Sandra Dewi dan Harvey Moeis
Sandra Dewi tampak bahagia menjalani kehidupan barunya sebagai seorang istri. Harvey Moeis, sang suami, merupakan lelaki yang selama ini diidam-idamkannya. Sandra Dewi pun dengan sumringah, menceritakan momen-momen kebahagiaannya di rumah bersama sang suami tercinta.
Apa perubahan yang terlihat setelah menikah?
Sebelum menikah happy, setelah menikah lebih happy lagi. Setiap mau tidur dan bangun pagi, sudah lihat suami. Karena menikah dengan laki-laki yang saya cintai, jadi senang banget, apalagi saat bangun tidur.
Biasanya, pengantin baru itu selalu menantikan juga momen di pagi hari. Kamu bagaimana?
Kita usahakan setiap hari sarapan bareng, tapi kalau misalnya aku lebih harus pagi jalan kerja, dia yang siapin sarapan, kalau dia lebih pagi karena keluar kota ke tambang, aku yang siapkan. Sebisa mungkin, aku usahakan melayani suami sarapan. Kalau pulang, aku juga usahakan sebelum makan malam, jadi bisa sama-sama dinner. Sebenarnya itu quality time banget. Sebelum tidur, habis mandi terus nonton bareng, lalu ngobrol-ngobrol.
Kalau weekend, apa yang kalian lakukan?
Aku tuh suka nggak sabar nunggu weekend karena bisa sama-sama seharian. Weekend itu, antara Sabtu atau Minggu saja, atau kalau lagi beruntung bisa Sabtu dan Minggu bisa sama-sama.
Apa yang kamu lihat dari sosok suami?
Suami aku tuh sudah tinggal sendiri lima tahun saat aku masuk ke rumahnya dia. Dia sangat bersih sekali orangnya dan rumah semua dia yang disain. Pas aku masuk dia renovasi semua, konsep dari yang single, bujangan jadi keluarga. Dia renovasi semuanya buat aku.
Ada perbedaan selera?
Dia itu tipenya yang dance, minimalis sedangkan aku suka putih. Jadi dia masukin putih di antara disainnya itu. Kemudian semua barangnya rapih banget. Aku termasuk orang yang rapih, tapi dia lebih rapih lagi. Jadi aku ngikutin dia.
Sudah menikah, kamu masih sibuk syuting, suami nggak melarang?
Untuk masalah kerja, dia nggak pernah komen, nggak komplain. Dia cuma bilang, asal jangan kecapekan saja. Kalau kerja apapun itu dia sangat support. Jadi aku pernah bilang, kita kayaknya saingan deh, siapa yang berangkat duluan atau pulang duluan. Kalau aku pulang kecepatan, dia belum pulang. Ya, jadi sama-sama kerja. Mungkin karena belum punya anak juga ya, jadi aku masih wara wiri.
Kalau sarapan apa saja menunya?
Dia itu modern banget, sarapan pagi kopi, telur, roti atau sereal. Kalau aku kan kebiasaan tinggal sama orangtua, jadi makan besar untuk sarapan. Bubur, mi ayam, nasi uduk atau nasi goreng. Jadi aku selalu makan besar, kalau suamiku asal ada saja karena kan dia tinggal sendirian sudah lama, kalau aku kan seringnya dimasakin sama ibuku, bedanya itu. Kalau makan siang atau malam, sama saja ya.
Kalau sedang berdua, momen apa yang paling dinantikan?
Suamiku itu suka nonton di rumah aku juga suka, termasuk main games. Kalau dia lagi nonton, aku godain dan dia nggak fokus. Kayak kemarin waktu debat calon gubernur DKI, aku godain. Dia bilang, salah nih nonton di rumah harusnya di kantor, hahaha.
Lalu, ada hal apa lagi yang menjadikan perbedaan itu di rumah terasa indah?
Kita itu kamar mandi pisah karena aku merasa nggak mau terganggu beraktivitas saat harus siap-siap di pagi hari. Karena kita sama-sama beraktivitas di pagi hari, jadi kamar mandinya pisah, wardrobe-nya juga pisah. Aku punya ruangan-ruangan sendiri di rumah. Jadi kita disain supaya nggak mengganggu pekerjaan satu sama lain.
Sama-sama masih sibuk, atur waktu bagaimana?
Kita selalu komunikasi, aku kemana, dia kemana, sama siapa, makan apa, miting sama siapa, tentang kerjaan kita selalu cerita. Aku sudah selesai photo shoot misalnya, cerita. Sehari sebelumnya, kita sudah kasih tahu besok jadwal kemana saja. Lalu saling teleponan update kabar, ngobrol. Kita sama-sama sibuk, saling mengerti. Aku nggak dilarang untuk kerja aku juga mengerti, kalau sudah punya anak pasti ngurangin, sadar sendiri. Nggak perlu dilarang atau dikasih tahu.
Banyak yang menilai pasangan kamu itu sempurna, tanggapannya?
Aku senang karena aku itu memang orangnya nggak mau buru-burur. Kan dulu pernah ada yang bilang aku nggak laku-laku. Aku juga nggak pernah kasih tahu pacaran sama siapa kan. Intinya yang aku nikahin nggak aku kasih tahu. Usia 30 tahun bertemu, 33 tahun menikah. Mendapatkan yang terbaik memang butuh waktu, Aku memang bukan tipe yang buru-buru. Aku happy, seperti ini yang aku mau. Karena menurut aku, laki-laki yang bisa bikin aku jatuh cinta, karakternya harus baik dan bagus. Orang kalau karakternya bagus, sampai kapanpun masih bisa buat kita jatuh cinta setiap hari.
Sandra Dewi: Saya Sudah Siap Hamil
Bagi Sandra Dewi, tidak ada alasan baginya untuk menunda kehamilan meski saat ini ia masih disibukkan dengan jadwal syuting. Sebab, bagi Sandra Dewi, anak dapat melengkapi kebahagiaannya bersama sang suami dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Katanya sudah terlambat datang bulan ya?
Belum, kemarin itu pas aku pulang bulan madu, semua orang nanya aku, ya memang belum dan belum jadwalnya (datang bulan) juga, belum ngecek juga. Sabar saja ya, aku ini baru menikah dua bulan jadi didoakan saja. Aku nggak menunda, aku pengin sekali punya anak, suamiku juga pengin banget. Aku selalu berdoa, Tuhan kasih kesempatan buat aku membahagiakan suami aku dengan anak. Tapi belum, doakan saja mudah-mudahan secepatnya.
Sudah general check up untuk persiapan punya bayi?
Sudah cek semuanya, aku punya tiga dokter malah yang ngecek. Cek darah, cek virus, cek ini itu aman. Aku sehat, rahim bersih, terbebas dari segala macam bakteri dan virus, semuanya sehat, cuma belum dikasih saja. Aduh ini baru dua bulan, sabar, hahaha. Aku yakin karena didoakan juga sama teman-teman, jadi nanti cepat. Aku juga nikah saja kan karena doa teman-teman wartawan. Tiap kali ketemu ditanya, kapan nikah, akhirnya nikah juga. Sekarang kapan hamil, mungkin itu doa ya, sebentar lagi hamil, hahaha.
Pernikahan kamu menjadi perhatian. Apa sih momen yang tidak terlupakan dalam pernikahan itu?
Semuanya sih. Jadi, impian suami aku nikah di Katedral dan undangan hanya 300 orang, yang datang 1.500 orang, karena sudah bocor dulu ya. Kalau impian saya menikah di Disneyland, dihadiri teman-teman baik serta keluarga. Itu momen terbaik semuanya. Luar biasa dan aku nggak menyangka aka bisa sebagus itu. Dua minggu di Jepang, pas pulang pada ngomongin. Setiap kemana-mana orang bilang eh, nikahnya keren banget di Disneyland, menurut mereka lucu. Kita nggak tahu kan masih di Jepang saat itu, eh pas pulang banyak yang ngomongin, hahaha.
Apa perbedaan yang kamu lihat dari suami, saat kenalan, pacaran dan kemudian menjadi suami?
Menurut aku, sejak menikah dia jauh lebih perhatian. Dia merasa aku tuh tanggung jawabnya dia. Dia itu sebenarnya orangnya lempeng-lempeng saja, nggak romantis, nggak pinter ngomong. Jadi sekarang tuh dia benar-benar merasa aku tanggung jawabnya. Dia sekarang lebih sayang, perhatian dan menurut aku dia ke keluargaku jauh lebih dekat. Dia juga lebih memperhatikan kesehatannya karena dia pikir dia adalah kepala keluarga, supaya anak dan istri bisa nyaman bergantung. Dia pengin banget anak-anaknya nanti mendapatkan segala sesuatu yang terbaik. Dia mau hidup sehat, kerja keras semua buat kita. Aku merasa dia sangat bertanggung jawab.
Suami bagaimana mendengar isu kamu hamil?
Dia sih belum tahu, tapi kan kabar tentang aku selalu baik kok. Belum nikah sudah dikabarkan mau menikah, kan kejadian. Kita sangat berharap banget punya anak. Dia setiap pagi selalu bilang, mana nih baby-nya, aku bilang tunggu ya aku pasti kasih kamu. Kita harus yakin, one day pasti dikasih Tuhan kapanpun saya yakin pasti dikasih.
Maunya anak laki-laki atau perempuan?
Apa saja, yang penting ada. Aku nggak pernah mikirin cowok atau cewek, yang penting ada. Yang penting anak sehat. Aku hidup sekarang kerja karena hobi dan senang bukan karena mau cari uang atau apa. Aku memang orangnya nggak bisa diam di rumah. Tapi yang aku inginkan saat ini, pengin punya anak. Yang lain sudah aku dapat, tinggal anak. Kalau materi sudah cukup. Bahagia itu kalau punya anak.
Dengar kabar, kalau pagi suami suka pegang perut kamu?
Jadi memang pagi-pagi itu dia suka tanya, mana beby-nya. Aku bilang belum ada, sabar ya. Setiap kali aku makan banyak dia langsung bilang, eh anakku sudah ada ya. Jadi kita sering bercanda ya. Kita buat penantian ini jadi lucu-lucuan juga mesra. Penantian ini seru sih, jadi momen seru buat kita berdua.
Ada janji jika suatu saat kamu hamil?
Banyak banget, nanti kalau anaknya sudah ada, aku mau lahirnya dimana, bajunya dimana, barang-barangnya dimana, mainannya dimana. Bahkan suami bilang, kalau sudah punya dua anak, mau pindah ke rumah yang lebih besar, jadi mikirnya tuh sampai ke situ. Kita kasih kendaraan, jadi harus punya garasi yang lebih besar. Aduh impian kita banyak ya. Jadi, cari uang dulu ya, karena impian kita banyak, jadi harus kerja keras. Dia juga makin rajin karena berpikirnya punya anak. Menurut dia, kalau sudah ada anak itu setiap bangun pagi, harus ada something yang harus diperjuangkan. Punya anak itu suami banyangin dari sekarang. Menanti punya anak jadi semakin semangat kerja, punya tujuan hidup.
Rencana punya anak berapa?
Dua saja, keluarga berencana, hehehe.
Tidak salah jika menyebut kehidupan Sandra Dewi dan Harvey Moeis sangat bahagia. Namun, kebahagiaan itu belum digenapi dengan kehadiran buah hati. Menanti si buah hati, menjadi keseruan keduanya dalam menjalani mahligai rumah tangga. Sambil berdoa, semoga Sandra dan Harvey segera mendapatkan apa yang mereka harapkan selama ini, yakni anak.