Kasus UII, Ketika Ajal Dijemput Paksa Saat Menuntut Ilmu

Asnida Riani diperbarui 25 Jan 2017, 08:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Syafii kini harus memupus keinginan melihat Ilham Nurfadmi Listia Adi berprestasi sebagai mahasiwa, lantaran sang anak tewas usai mengikuti latihan dasar The Great Camping (TGC) Mapala UII di Tawangmangu. Mendengar kabar tersebut, ia pun segera bertolak dari Lombok ke Yogyakarta untuk menjemput jasad buah hatinya.

Demi menguak penyebab kematian Ilham, ia mempersilakan autopsi digelar di RSUP Dr Sardjito demi kebutuhan hukum. "Akan segera kami makamkan dan kami harapkan dapat segera diproses pengadilan," katanya di rumah duka Bethesda, Selasa (24/1), sebagaimana diwartakan Liputan6.com.

Selaras dengan penuturan keluarga dua korban tewas lainnya, yakni Muhammad Fadhli dan Syaits Asyam, Syafii pun melihat tubuh anaknya dipenuhi luka dan memar. "Saya lihat dari fisik yang saya lihat dan betul-betul disampaikan ke saya. Anak saya juga menelepon saya setelah disiksa sebelum meninggal. Dipukuli saya tidak tahu persis yang mana yang dipukuli. Saya nggak tau tapi bukti fisiknya ada," ucapnya.

Sementara Sri Handayani, ibu dari salah satu korban meninggal, Syaits Asyam, mengatakan anaknya sempat bercerita acara Diksar berjalan baik selama tiga hari pertama. Barulah setelahnya terjadi penganiayaan dan membuat Asyam terluka. "(Asyam) tidak punya riwayat penyakit khusus," ucap Sri, sebagaimana diwartakan Liputan6.com.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Harsoyo telah meminta maaf kepada keluarga korban dan mengaku akan menelusuri kasus ini hingga tuntas. "Dari temuan awal terdapat indikasi kekerasan dalam kegiatan great camping yang dilakukan oleh oknum. Investigasi masih dilakukan terkait kekerasan yang ada," ujar Harsoyo.

 

What's On Fimela