Apa Cabai Terpedas di Indonesia?

Henry Hens diperbarui 24 Jan 2017, 07:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Harga cabai rawit yang sedang meroket banyak diprotes masyarakat Indonesia. Tak bisa disangkal kalau orang Indonesia sangat suka dengan makanan pedas. Jadi wajar saja banyak yang protes dengan kenaikan harga cabai. Cabai rawir dianggap sebagai jenis cabai terpedas. Tapi tahukah kami cabai manakah yang kira-kira paling pedas di Indonesia?

Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, mengembangkan cabai rawit yang punya rasa 17 kali lipat lebih pedas daripada cabai rawit biasa. Seperti dilansir dari Good News From Indonesia, Pemerintah setempat dan masyarakat meyakini cabai rawit tersebut merupakan cabai terpedas di Indonesia.

Bupati Tapin Arifin Arpan pada penanaman pohon di Ekowisata Bekantan di daerah pertambangan Antang Gunung Meratus Rantau, Selasa, mengatakan bahwa cabai rawit dengan cita rasa sangat pedas tersebut hanya tumbuh di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah. Jadi cabai tersebut pun diberi nama "Cabai Hiyung".

Begitu ditanam di Desa Hiyung, rasa pedasnya menjadi berkali lipat daripada cabai biasa sehingga cabai Hiyung tersebut menjadi andalan komoditas Kabupaten Tapin. Bahkan, sekarang cabai terpedas ini sudah tersedia dalam bentuk kemasan. Petani cabai Hiyung memang sedang menikmati hasil yang cukup bagus.

Itu karena harga cabai di tingkat petani mencapai Rp 110 ribu per kilogram, terjadi kenaikan tiga kali lipat daripada biasanya. Berdasarkan sebuah penelitian, cabai yang dikembangkan oleh petani Desa Hiyung tersebut punya tingkat kepedasan sampai 94.500 ppm atau setara dengan 17 kali lipat daripada cabai biasa.

Cabai Hiyung ini pertama kali ditanam oleh Subarjo (40), pada tahun 1993, dengan membawa bibit dari gunung sebanyak 200 bibit. Menurut Subarjo, selain rasanya yang pedas, cabai Hiyung juga memiliki keunggulan. Cabai ini termasuk tahan lama karena bisa bertahan sampai 10 hari pada suhu ruangan normal.

"Dulu, harga cabai ini per kologram Rp 1.500,00. Sekarang sudah berkali lipat, bahkan saat ini sudah Rp 150 ribu," ucap Subarjo. Cabai Hiyung juga meningkatkan perekonomian warga Hiyung yang dulunya sebagian besar berprofesi sebagai buruh pencari kayu galam. Sekarang banyak dari mereka yang menjadi petani cabai.

Tercatat dari 420 kepala keluarga (KK) yang berada di Desa Hiyung, sebanyak 85 persen bekerja sebagai petani cabai. Rasa pedas yang dihasilkan cabai Hiyung diduga karena keasaman tanahnya. Rasa pedas itulah yang membuat daerah ini semakin maju dan dikenal luas. Hmm, kamu sudah pernah merasakan pedasnya cabai Hiyung, cabai terpedas di Indonesia?

What's On Fimela