Fimela.com, Jakarta Suasana rumah itu mulai ramai saat Yosi Mokalu alias Yosi Project Pop tiba. Saat itu suatu hari pada 2004. Ia hadir atas undangan yang empunya rumah yang terletak di sebuah kompleks perumahan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Hari itu anak sang pemilik rumah sedang merayakan ulang tahun. Di tempat dan acara itu Yosi bertemu pertama dengan Aprilla Mokalu dalam suasana santai.
"Saya pertama kali bertemu dengan dia pada acara ulang tahun anaknya teman di kompleks Patra Jasa, Kuningan, Jakarta Selatan. Saya tamu, dan dia juga tamu. Tapi kami kenal dengan yang punya acara. Saya kenalan dengan dia," kenang lelaki kelahiran Jakarta, 27 November 1970 itu kepada Bintang.com, di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin (16/1/2017).
Sejak pertemuan pertama itu, baik Yosi dan Aprilla, tak bersua lagi. Maklum, saat itu mereka hanya berkenalan biasa saja, tak ada yang saling meminta nomor telepon. Apalagi, Yosi masih punya kekasih, sedangkan Aprilla masih bersuami dan punya anak, meski dalam proses perceraian. Namun, beberapa bulan kemudian mereka bertemu lagi di rumah yang sama.
"Kami kemudian ketemu lagi di rumah itu. Saat itu ada acara persekutuan doa. Di situ saya ngobrol, tapi hanya sekadar basa-basi aja. Belum dekat," ungkap Yosi. "Jadi, awalnya saya tidak punya pikiran punya hubungan yang serius dengan dia," ujar Yosi menambahkan.
Hubungan Yosi dan Aprilla mulai dekat karena mereka rumahnya berdekatan, Yosi tinggal di Sam Ratulangi, sedangkan Aprilla di Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat. Selain rumah yang berdekatan, mereka juga beribadah di gereja yang sama di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Saat itu Josi baru pindah dari Bandung ke Jakarta.
"Dari situ kami menjalin pertemanan, setelah satu tahun kami kemudian bersahabat. Lebih dekat dari sekadar teman biasa. Mulai lebih percaya dengan cerita. Cerita yang di-share juga lebih intimate dan personal. Karena saya itu tergolong introvert, enggak gampang untuk berbagi cerita ke orang lain. Sama dia udah lama berteman, jadi sudah enak berbagi cerita, persahabatan," papar jebolan Universitas Parahyangan, Bandung.
Saat itu usia Josi sudah 35 tahun ketika kenal Aprilla. Di antara personel Project Pop yang lain, Oon yang lebih dulu menikah. Namun, mereka tetap santai. Bagi mereka di Project Pop, menikah bukan karena usia, tapi karena persiapan saja. Artinya, jika belum bertemu dengan calon pasangan hidupnya, mereka tetap santai.
"Akhirnya, saya merasa cocok aja dengan Prilla. Dalam usia segitu bukan pacaran yang coba-coba lagi. Pacaran berpikirnya untuk serius. Lain kalau usia belasan tahun. Kami sama-sama dewasa. Dia beda usia tujuh tahun dari saya. Meski dia belum berusia 30 tahun, tapi dia udah dewasa," kata lelaki yang pernah membintangi film Medley itu.
Pertemuan pertama dan kedua dengan Aprilla, menurut Yosi, bukan terjadi karena faktor kebetulan, tapi sudah ditentukan Tuhan. Bagi Yosi, tidak ada yang kebetulan dalam dunia ini. Segala sesuatu yang terjadi itu berada dalam sepengetahuan dan pimpinan Tuhan.
"Kita kadang baru tahu Tuhan menyertai kita kalau terhindar dari malapetaka yang besar. Tapi Tuhan juga ikut andil dalam hidup kita dalam hal-hal yang kecil. Tuhan menghindari kita dari virus-virus kecil yang tidak kita lihat. Jadi tidak ada yang kebetulan, termasuk ketemu dengan Prilla," jelas Yosi.
Meyakinkan Orang Tua
Beberapa saat kemudian, Aprilla resmi mendapat surat cerai. Meski demikian, Yosi masih cukup hati-hati soal pasangan hidup. Soal itu, Yosi selalu meminta petunjuk dari Tuhan, termasuk soal Aprilla. Apakah ia cocok atau tidak menjadi pasangan hidupnya. Otomatis, ia jadi membanding-bandingkan yang terbaik, bukan hanya berdasarkan perasaan, tapi juga bagaimana Aprilla bisa komitmen untuk hidupnya.
"Hubungan kami semakin lama semakin dekat, dan saya merasa dia bukan hanya sebagai teman baik, tapi juga Prilla bisa jadi pasangan hidup dan penolong yang sepadan dengan saya," tegas Yosi kemudian.
Tak hanya dengan Aprilla, Yosi juga rupanya dekat dengan Raina Abigail, anak pertama Aprilla yang saat itu masih berumur empat tahun. Hubungannya pun berjalan baik dan tak ada masalah. Yosi sendiri pun suka dengan anak kecil.
"Saya cepet dekat dan nempel, ya itu, ya karena awalnya saya dikenalkan sebagai teman maminya. Anaknya lucu, cute, saya juga suka dengan anak kecil. Raina sedang lucu-lucunya. Nah, salah satu yang menyetujui maminya menikah adalah Raina. Mungkin dia ingin maminya happy kali ya. Saya pun berhubungan baik dengan Raina. Jadi, enggak ada masalah," ucap Yosi.
Berhubungan dengan perempuan dengan status bercerai dan memiliki seorang putri, rupanya sempat menjadi pertanyaan orang tua Yosi. Mereka sempat memberi ayat-ayat dari Alkitab. Lalu, ia pun memanjatkan doa.
"Tuhan, ini bagaimana?" batin Yosi saat itu. "Tuhan kasih saya kebijaksanaan bagaimana saya menjawabnya," lanjut lelaki yang sempat bermain dalam film Laskar Pemimpi.
Di satu sisi ia harus menghormati orang tuanya, di sisi lain ia yakin Aprilla sebagai pilihan terbaiknya. Dalam keyakinan Yosi, Tuhan itu Maha Pemurah dan Pengampun. Hal itu pun dilakukan saat menjawab pertanyaan orang tuanya. Beberapa saat usai berdoa, ia menjelaskan kepada orang tuanya. Menurut Yosi, tak ada hubungan antara status dengan kondisi Aprilla sebelumnya, karena yang lalu sudah berlalu dan fokuskan yang di masa depan.
"Saya sudah bisa menerima dia apa adanya, dan itu lebih penting buat saya," ucap Yosi.
"Papa mama tentu saja punya keinginan agar saya bisa hidup berbahagia. Saya yakin dengan pilihan. Saya ingin, saya bisa berbahagia. Saya katakan itu. Dari penjelasan itu, mereka pun bisa menerima. Mereka sebenarnya di satu sisi bukan ingin melihat jawaban saya, tapi ingin melihat kesiapan saya. Apa yang saya perlihatkan ke mereka? Saya siap," lanjut Yosi.
Cinta dan Komitmen
Setelah berbicara dengan serius dan mengantongi restu dari kedua orang tua masing-masing, mereka merasa semuanya dipermudah oleh Tuhan. Yosi kemudian melamar Aprilla. Acara tersebut berlangsung di tempat yang netral, sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat. Hanya keluarga inti mereka saja yang hadir. Di situ kemudian direncanakan pernikahan Yosi dan Aprilla.
Selama tiga bulan Yosi dan Aprilla merancang pernikahan mereka. Mereka menyebutnya sebagai wedding holiday di Bali. Artinya, mereka yang datang bukan hanya untuk hadir dalam pernikahan, tapi juga mereka bisa liburan. Saat itu, menurut Yosi, belum ramai orang menikah di Bali. Acara pernikahan itu berlangsung pada 11 November 2005.
"Kami melakukannya di Seminyak, Bali. Kami hanya mengundang 100 orang, tidak banyak. Itu sudah nambah-namabh terus. Awalnya, kami hanya mengundang sekitar 70 sampai 8o orang saja," ujar Yosi.
Yosi dan Aprilla bersyukur acara pernikahnnya berjalan dengan baik. "Kami dikasih sunset, di pinggir pantai, cuacanya juga bagus. Dia punya bakat yang luar biasa sebagai wedding conceptor, hingga mengurus acara wedding-weeding orang lain hingga akhirnya memutuskan untuk mengurus anak," kata Yosi.
"Saya biasa memanggil dia Prila, sedangkan dia memanggil saya ayah," tutur Yosi. "Sesekali saya panggil mami, karena Raina dan Reuben memanggil dia mami," lanjutnya.
Bagi Yosi, pernikahan bukan sekadar cinta, tapi juga komitmen. Hal itu yang membuat rumah tangganya berjalan damai hingga 11 tahun pernikahannya. Karena cinta itu bisa hilang jika sedang marahan dengan pasangan, tapi hal yang lebih penting adalah komitmen.
Hal itu dipegang teguh Yosi sesuai yang ia terima dari pimpinannya di gereja. Dalam pandangan Yosi, sekarang ini banyak orang yang lupa akan janji yang diucapkan saat di altar.
"Padahal, mereka sebenarnya bukan hanya janji dengan pasangan, dengan para undangan, tapi juga mereka janji dengan Tuhan. Saya mengambil itu sesuatu yang serius saat saya ucapkan. Saya berjanji akan setia, ya, saya akan setia," tegas Yosi Mokalu.