Fimela.com, Jakarta Seperti yang mungkin kita ketahui bersama, bukan influenza yang paling mengancam wanita Indonesia. Bukan pula serangan jantung dan yang lainnya, tetapi sebuah kanker yang gejalanya sering tak tampak. Namanya... kanker serviks!
Kanker serviks (atau kanker leher rahim) disebabkan oleh Human Pappiloma Virus (HPV) 16 dan 18. Kedua HPV tersebut, dalam hal ini sebagai sekumpulan virus yang menginfeksi leher rahim, menjangkiti tubuh seorang wanita melalui hubungan seksual. Sistem kekebalan tubuh seorang wanita bisa melawan virus tersebut, tetapi pada banyak wanita virus tersebut bertahan selama bertahun-tahun.
Pada kasus HPV yang bertahan lama di leher rahim seorang wanita, HPV merusak sel-sel di daerah itu dan mengubahnya menjadi sel-sel kanker. Sayangnya, jika memang kita mengalami hal buruk itu, kita sulit menyadarinya. Semuanya hanya akan kelihatan jika sudah sampai di titik paling parah.
Tidak heran jika Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat kanker serviks sebagai kanker dengan jumlah kasus tertinggi di dunia. Kabar buruknya, Indonesia menempati posisi teratas dalam jumlah kasus kanker serviks di antara negara-negara lainnya. Jumlah tepatnya adalah rata-rata 15.000 kasus dengan angka meninggal dunia 8.000 per tahun.
Namun bukan tidak mungkin untuk kita melakukan pencegahan. Seorang gadis, dalam artian yang belum pernah berhubungan seksual, bisa menjalani vaksinasi untuk menghapus kemungkinan ia menderita kanker serviks. Vaksin yang dipakai adalah vaksin bivalen dan vaksin kuadrivalen.
Sedangkan untuk kita yang telah aktif secara seksual, imbauan utamanya adalah bersetia secara seksual dengan pasangan. Selain itu, kita disarankan untuk melakukan pap smear dua tahun sekali. Soal biaya pap smear, kita tidak perlu khawatir karena saat ini sudah sangat terjangkau.
Pap smear sendiri adalah pengecekan kondisi di leher rahim seorang wanita. Secara teknis, hal itu dilakukan dengan memasukkan sebuah spatula ke dalam organ reproduksi wanita untuk mendapatkan sampel cairan di leher rahim.
Kemudian, sampel tersebut akan diteliti. Apakah terdapat HPV 16 dan 18 yang tadi kita bicarakan dan seberapa besar potensi kanker serviks yang dimiliki oleh seorang pasien. Dari keseluruhan proses tersebut, seorang wanita diharapkan dapat mencegah terjadinya hal yang paling buruk.
Pencegahan kanker serviks pun dapat dilakukan dengan cara menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Dengan mengonsumsi makanan-makanan kaya nutrisi, tubuh kita dapat dikondisikan untuk memiliki daya tahan yang lebih. Temukan produk-produk penunjang keduanya di sini dan di sini.
(Adv)