Fimela.com, Jakarta Di antara elemen traveling yang berlapis-lapis, satu yang tak boleh kamu abaikan adalah transportasi. Karena hakikat dari perjalanan adalah berpindah, maka alat untuk meniti setiap jengkal harus dipertimbangkan dengan matang. Secara garis besar, poin ini bisa diklasifikasi ke dua kelompok besar, yakni umum dan pribadi.
Jadi, kapan sebaiknya menggunakan transportasi umum atau pribadi? Tak ada garisan absah sebenarnya, semua bergantung pada keadaan. Jika kamu pergi ke tempat yang sulit transportasi umum atau hanya mungkin mengandalkan taksi, di mana biayanya tentu lebih mahal, seperti kebanyakan destinasi di Lombok, Bali dan Yogyakarta, maka tak ada salahnya menyewa kendaraan atau membawanya dari rumah bila memungkinkan.
Namun jika pelesirannya ke tempat macam Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapura atau Tokyo, sebenarnya lebih nyaman pakai transportasi umum. Jalur yang sudah begitu merata membuatmu malah bisa memangkas waktu perjalanan. Pasalnya sebagai kota-kota padat, lalu lintas di sana bisa begitu buruk di waktu sibuk.
Transportasi umumnya pun beragam, mulai dari bus, metro, LRT dan taksi, semua ada. Soal pilihan kendaraan ini berlaku, baik ketika kamu tengah melakoni solo maupun group travel. Tak harus memilih salah satu, kamu bisa mengombinasikan penggunaan keduanya. Contoh, ingin menghabiskan empat hari di Malang, maka bisa menggunakan kendaraan pribadi selama dua hari dengan itinerary yang jauh dari pusat kota.
Kalau sedang city tour sih lebih seru pakai transportasi umum. Seperti kebanyakan hal, terdapat poin plus minus dalam pengambilan keputusan. Jika kendaraan pribadi menawarkan kenyamanan, yang berkategori umum malah sanggup menghadirkan nuansa lokal secara utuh. Tentu saja semua tinggal disesuaikan dengan kebutuhan.