Mengharukan, Pidato Terakhir Michelle Obama Sebagai First Lady

Henry Hens diperbarui 07 Jan 2017, 17:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama akan mengakhiri jabatannya pada 20 Januari mendatang. Sebagai First Lady atau Ibu Negara, Michelle Obama mengadakan pidato perpisahan pada 6 Januari kemarin. Michelle mengagungkan perbedaan dan menyambut semua kelompok agama dalam pidato formal terakhirnya sebelum meninggalkan Gedung Putih bersama Barrack Obama.

Michelle mengatakan dalam acara yang ditujukan untuk memberikan penghargaan kepada para penasihat sekolah, bahwa AS milik orang dari berbagai latar belakang dan jalan hidup. "Keanekaragaman kita yang agung - perbedaan keyakinan dan agama dan kredo kita- itu bukan ancaman bagi siapa kita, itu yang menjadikan siapa kita," ucap Michelle, seperti dilansir dari antaranews.

Pidato itu mengingatkan pada pidato kampanyenya untuk kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton selama pemilihan presiden 2016. Presiden terpilih Donald Trump mengusulkan pembangunan dinding pembatas di sepanjang perbatasan Meksiko dan sementara melarang Muslim memasuki negerinya.

"Kalau Anda atau orangtua Anda imigran, ketahuilah bahwa Anda adalah bagian dari tradisi membanggakan Amerika: infusi budaya baru, bakat dan ide, dari generasi ke generasi, yang menjadikan kita negara terhebat di Bumi," kata Michelle Obama.

"Kalau Anda orang beriman, ketahuilah bahwa perbedaan agama adalah tradisi besar Amerika juga... Dan apakah Anda Muslim, Kristen, Yahudi, Hindu, Sikh - agama-agama ini mengajari kaum muda kita tentang keadilan dan belas kasih dan kejujuran,"lanjut Michelle.

Dengan suara tergetar, dia mengatakan bahwa menjadi Ibu Negara merupakan penghormatan terbesar sepanjang hidupnya. "Jadi itu pesan terakhir saya kepada orang muda sebagai Ibu Negara. Sederhana. Saya ingin kaum muda tahu kalau mereka penting. Ikuti teladan dengan harapan, jangan pernah takut,” pungkas Michelle Obama.