Hitam Putih 33 Tahun Perjalanan Karier Musik Slank

Nizar Zulmi diperbarui 26 Des 2016, 20:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Usia 33 tahun bagi seorang pria berarti kematangan, kedewasaan dan titik mapan. Hal ini juga tercermin dalam eksitensi Slank, band rock blues yang hari ini sedang berulang tahun.

Bukan selalu mulus, banyak suka duka mewarnai perjalanan band yang bermarkas di Gang Potlot ini. Mulai dari bongkar pasang personel, rencana bubar, hingga masa-masa kelam karena pengaruh narkoba.

Formasi awal Slank terdiri dari Erwan (Vokal), Bongky (Gitar), Kiki (Gitar), Bimbim (Drum) dan Denny BDN (Bass). Berbagai perubahan terjadi seiring berjalannya waktu. Bahkan Slank sempat mengusung dua vokalis wanita yakni Uti dan Lala, sebelum Kaka bergabung. 

Siapa sangka Slank yang namanya begitu 'wangi' bagi Slankers dan penikmat musik tanah air pernah hampir bubar di tahun-tahun awal berdiri. Hal ini terjadi saat Slank ditinggal Bongky, Indra dan Pay yang punya peran krusial di Slank. Kaka dan Bimbim jadi dua anggota tersisa yang survive dengan sisa-sisa tenaga, merilis album Lagi Sedih pada 1997.

Adalah surat dengan tinta darah dari seorang Slankers yang mencegah runtuhnya Slank saat itu. Sejak saat itu ikatan antara Slank dan Slankers semakin menguat. Apalagi saat itu Slank sedang dalam masa terpuruk akibat gaya hidup dan terpecahnya kubu di Gang Potlot.

Di tahun yang sama, Slank menemukan Ridho dan Abdee dalam waktu berdekatan. Sejak itu formasi ini pun jadi komposisi paten dan pas untuk musik Slank. Seperti berjodoh, kelimanya kompak menelurkan album demi album seperti Slankissme (2005), Slow But Sure, I Slank U (2012), dan masih banyak lagi.

Slank juga menjadi band yang kerap terlibat kegiatan sosial. Influence kuat di bidang musik membuat mereka dipercaya sebagai duta kampanye anti narkoba, anti pembajakan bahkan duta santri nasional. Seiring dewasanya umur, Slank terus mencoba memberi energi positif bagi para pemuda.

Bicara soal musikalitas Slank memang tak ada habisnya. Influence blues ala Jimmy Hendrix hingga The Beatles turut bersumbangsih dalam komposisi lagu-lagu Slank. Kaka sendiri merupakan pengagum Bob Marley, sosok musisi yang dikenal filosofis. Sebagai vokalis, Kaka mampu berperan sebagai frontman yang menyinergikan vokal dan instrumen. 

Slank kini tak lagi dipusingkan dengan gonta-ganti personel atau cara membersihkan diri dari narkoba. Mereka kini fokus membuat karya, memberi sumbangsih kepada lingkungan dan menjadi inspirasi bagi lahirnya musisi-musisi muda. Saat ini Terlalu Manis memang, tapi keberhasilan Slank juga dipengaruhi oleh nama-nama yang berjasa dalam kariernya. 33 tahun dan masih berlanjut, Slank akan jadi salah satu band legendaris kebanggaan Indonesia.