Fadli dan Fadlan Ungkap Kronologi Kasus Farah Dibba

Sutikno diperbarui 24 Des 2016, 12:35 WIB
Perlakuan tersangka yang baik dan ramah, tidak membuat Farah, adik Fadli dan Fadlan tidak menaruh curiga. Ia melakukan pekerjaannya, untuk memasarkan rumah, dengan memfoto-foto beberapa ruangan. (Nurwahyunan/Bintang.com)
"Adik saya melakukan pekerjaannya foto-foto bagian rumah. Sempat adik saya melihat dia menutup pintu dan gorden," tutur Fadlan, di Belezza, Permata Hijau, Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2016). (Nurwahyunan/Bintang.com)
Farah sempat menanyakan kenapa pintu dan gorden ditutup. Jawaban tersangka malu saat orang tahu kalau rumanya dijual. Hal itu juga tidak membuat Farah curiga. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Oleh pelaku, Farah diminta untuk memotret di lantai dua. Di lantai itulah, aksi bejat mulai dilancarkan. Dengan mengalihkan perhatian Farah lewat kondisi atap yang rusak. (Nurwahyunan/Bintang.com)
"Pas belum selesai ngomong, adik saya langsung dipukul. Keadaannya membelakangi pelaku. Harapannya mungkin adik saya pingsan. Tapi adik saya langsung tanya 'ya Allah kenapa saya dipukul?'" ujar Fadlan. (Nurwahyunan/Bintang.com)
"Pas dia menengok ke belakang, dipukul lagi pakai alat kejut listrik. Terus dibekap mulutnya dan disetrum," ungkap Fadlan. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Saat kondisi Farah sudah lemas, lantas didorong ke kasur. Muka ditutup sambil disetrum. Farah teriak minta tolong. Rebutan stunt gun pun terjadi. Hingga datang warga membantu mendengar teriakan Farah. (Nurwahyunan/Bintang.com)