Kronologi Penganiayaan Farah Dibba Versi Fadli dan Fadlan

Altov Johar diperbarui 23 Des 2016, 13:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Fadli dan Fadlan bercerita kronologi adiknya, Farah Dibba, diduga dianiaya pria bernama Rachmat Sesario. Kala itu pelaku meminta bantuan Farah untuk memasarkan dua unit rumahnya yang ingin dijual.

Awalnya, Farah tak menaruh curiga terhadap Rachmat. Apalagi pelaku terlihat baik dan ramah menyambut Farah, saat datang ke rumah yang rencananya ingin dipasarkan. Pun saat pelaku meminta Farah memarkir kendaraannya jauh dari TKP.

"Adik saya melakukan pekerjaannya foto-foto bagian rumah. Sempat adik saya melihat dia menutup pintu dan gorden. Terus adik saya tanya 'kenapa ditutup pintu sama gordennya?'. Dia bilang malu kalau orang tahu saya mau jual rumah'. Makanya nggak curiga," tutur Fadlan, di Belezza, Permata Hijau, Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2016).

Atas permintaan pelaku, Farah sempat naik ke lantai dua untuk memfoto. Di situ, pelaku mulai melancarkan niat buruknya, dengan mengalihkan perhatian Farah lewat kondisi atap yang rusak.

"Pas belum selesai ngomong, adik saya langsung dipukul. Keadaannya membelakangi pelaku. Harapannya mungkin adik saya pingsan. Tapi adik saya langsung tanya ' ya Allah kenapa saya dipukul?'. Pas dia menengok ke belakang, dipukul lagi pakai alat kejut listrik. Terus dibekap mulutnya dan disetrum," ungkap Fadlan.

"Lemas dong otomatis, terus adik saya didorong ke kasur. Setelah itu ditutup mukanya entah pakai apa, sampai adik saya lemas. Dia pikir adik saya nggak berdaya, itu ditutup sambil disetrum. Adik saya sempat teriak minta tolong, dia bilang teriak saja nggak akan ada yang dengar. Sampai adik saya susah ngomong," lanjut Fadlan.

Tak sampai di situ, kata Fadlan lagi, pelaku berulang-ulang melakukan tindakan yang sama. Bukan hanya dengan alat kejut listrik, pelaku juga memukul farah menggunakan remote hingga alat itu hancur.

"Adik saya berusaha melepaskan diri. Adik saya mencoba merebut stunt gun dengan cara menggigit tangannya. Itu dia dengan matanya sudah nggak bisa melihat yang sebelah kiri. Kanan pun sudah nggak lihat banget. Adik saya berusaha turun," ujarnya.

Kondisi tubuh Farah saat itu sudah mengalami luka cukup parah. Sebab itu pelaku berhasil membekapnya kembali dan merebut stunt gun yang sempat direbut Farah. "Orang itu ambil lagi stunt gunnya, dan disetrum adik saya sambil dipukulin lagi," kata Fadlan.

Hingga akhirnya, ada tentangga yang datang karena mendengar teriakan Farah dan suara alat kejut listrik. Saat hendak masuk, saat itu pintu dalam keadaan terkunci. Melihat Farah yang meminta tolong, si tetangga beserta pihak keamanan pun menggedor pintu rumah tersebut.

"Setelah itu, adik saya lihat si pelaku ngumpetin senjatanya di salah satu keranjang atau rak merah. Terus dia ambil kunci dan buka pintu dengan santainya. Seolah olah tidak terjadi apa-apa. Tapi adik saya bilang 'nggak saya nggak mau. Saya minta keluar, saya hampir mati di sini. Nah setelah dia keluar, pelaku ini telepon polisi," kata Fadlan lagi.

Fadlan mengaku tidak sempat bertemu adiknya saat tiba di TKP. Namun dia sempat bertemu 3 anggota polisi yang diduga atas laporan pelaku. "Akhirnya saya sampar adik saya (Farah Dibba) di rumah sakit," tuntas Fadlan.

What's On Fimela