Kata Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Gambar Uang Baru

Asnida Riani diperbarui 22 Des 2016, 08:33 WIB

Fimela.com, Jakarta Sejak Senin (19/12), Bank Indonesia (BI) resmi mengeluarkan uang rupiah baru dalam tujuh pecahan kertas dan empat pecahan logam. Seperti diketahui, gambar uang baru ini dihiasi tak hanya dengan destinasi andalan Indonesia, melainkan juga dua belas tokoh pahlawan nasional.

Di antara euforia warga Negeri Khatulistiwa, terselip kicauan pengguna Twitter Dwi Estiningsih yang mempermasalahkan lima pahlawan kafir, sebagaimana ia menyebutkan, yang mejeng di desain rupiah baru. Sudah dipolisikan, Dwi memberi penjelasan lewat akun Facebook miliknya.

"Berikut ini riwayat tweet, supaya netizen memahami dari sumber pertama, tidak dipotong-potong," tulisnya. Bermula dari kicauan 'Tiada Tuanku Imam Bonjol di Dompet Kami Lagi'. Kemudian menanggapi tweet pertama Dwi menulis, "Memperjelas bahwa gambar yang dipilih dalam uang baru hampir 50% kafir (sebutan non muslim dalam kitab suci kami, Al Qur an), bukan pembagian yang adil dibandingkan mayoritas penduduk Islam di Indonesia (85% muslim). Keprihatinan yang menurut saya sudah pada tempatnya.".

Kicauan selanjutnya merupakan tanggapan netizen dari tweet kedua di mana tertulis, "Kan pahlawan yang berjuang untuk NKRI nggak cuma dari kalangan muslim, bu.". Ditanggapi, Dwi menulis, "Mengingatkan kembali pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) SMP. Tertanam dalam benak bu guru menyampaikan penjajah Belanda membawa misi Gold Glory Gospel, artinya pada waktu itu yang mengikuti misi dan ajaran Belanda memang berseberangan dengan perjuangan rakyat.".

"Namun ada kalangan kafir yang menentang Belanda, jumlahnya minoritas dari kalangan mereka. Tak ada tendensi melecehkan siapapun. Mereka saya hormati sebagai pahlawan. Tidak ada ujaran menghina pahlawan, kalimat itu tidak ada yg salah karena yg dikatakan penghianat adalah orang kafir yang berkhianat, bukan pahlawan kafir," sambungnya.

Lalu di akhir kicauan tersebut, Dwi mengatakan ia kembali menegaskan hanya mengikuti ujaran kitab suci yang jadi pedoman hidupnya. "Istilah kafir diambil dari Al Quran yaitu tidak beriman kepada Alloh SWT dan Rasulullah SAW, dimaksudkan pada orang-orang non muslim.".

"Mohon dibaca, dicerna dan dipahami. Tidak ada hinaan dan celaan dalam tweet saya seperti tweet ujaran dari para pem-bully saya," tandasnya. Ahmad Zaenal Efendi yang mengaku sebagai anak pejuang merasa terhina dengan pernyataan Dwi. Alhasil karena mempersoalkan kemunculan 'pahlawan kafir' di gambar uang baru, Dwi dilaporkan atas tuduhan menyebarkan rasa kebencian atau permusuhan individu terkait SARA.

 

What's On Fimela