Fimela.com, Jakarta The Last Barongsai menjadi judul film layar lebar yang kesekian kali bagi Dion Wiyoko. Namun, berbeda dengan film-film yang dibintangi sebelumnya, film ini begitu dibanggakannya. Pasalnya, ada budaya Tionghoa yang diangkat.
"Pasti, jelas dari judulnya aja The Last Barongsai. Ini mengangkat tentang budaya Barongsai ini. Satu kebanggaan om Rano dan keluarga, mas Karyo, mengangkat budaya etnis Tionghoa ini," kata Dion Wiyoko di kawasan Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/12).
Menjadi perhatian tersendiri dari Dion adalah kesenian barongsai yang sudah menjadi tak menarik bagi etnis Tionghoa itu sendiri. Menurutnya, banyak pemain barongsai justru kalangan pribumi.
"Dengan bangga, ironisnya barongsai ini banyak yang memainkan bukan dari etnis Tionghoa. Malah kebanyakan lebih pribumi yang memainkan ini. Budaya ini sempat hilang, tapi akhir-akhir ini sempat naik lagi," ujarnya.
Dion berharap film ini menjadi warna yang berbeda di perfilman Indonesia. Apalagi dari sisi cerita, film yang juga diperankan oleh Tyo Pakusadewo, Aziz Gagap, Rano Karno, Hengky Solaiman, dan lainnya itu sangat menarik.
"Mudah-mudahan jadi satu pilihan yang positif di film Indonesia. Di Imlek 2017 ini bisa banyak keluarga yang nonton film ini. Pengen tahu budaya barongsai ini seperti apa," ucapnya.
Ketertarikan Dion Wiyoko juga karena alasan visi misi yang jelas dalam film ini. "Dari awal sih pas ditawarin ceritanya, saya lihat keseluruhan sih tertarik. Apalagi Karnos Film untuk membuat suatu proyek pengennya serius, nggak main2, terbaik, dan pas diceritain visi misinya," imbuhnya.
"Kenapa produksi ini, panjang sekali. Tapi positif sekali. Dan saya akan malu kalau saya menolak proyek ini. Saya malah bangga banget ditawarin ikut kerjasama di film The Last Barongsai ini," tandas Dion Wiyoko.