Fimela.com, Jakarta Anak adalah harapan sebuah keluarga. Anak juga jadi bagian dari generasi muda sebuah bangsa yang akan menentukan masa depan negaranya. Karena itu, segala hal yang berkaitan dengan anak harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Hal itu menjadi salah satu fokus utama
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Mereka terus mengupayakan konsep Kota Layak Anak (KLA) di seluruh Indonesia. Kebijakan ini dilakukan lewat upaya pemenuhan hak-hak dasar anak yang dibutuhkan agar pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi optimal.
Deputi Tumbuh Kembang Anak, Lenny N Rosalin mengatakan setidaknya ada lima klaster untuk mendukung terwujudnya KLA secara merata di Indonesia. Cara yang saat ini paling dominan adaah mengajak anak aktif sebagai pelopor dan pelapor. Sehingga kalau ada kasus kekerasan yang dialami anak, yang bersangkutan bisa memberitahukan kepada keluarganya atau orang terdekatnya.
"Selain itu kita masih terus mengoptimalkan pusat parenting, penyuluhan agar tidak terjadi perkawinan di usia dini, termasuk pelayanan ramah anak di Puskemas. Empat klaster itu lumayan dominan saat ini," tutur Lenny N Rosalin saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (19/12/2016). Kita juga fokus memberikan edutainment kepada anak-anak agar mereka merasa nyaman dan senang," lanjutnya.
Pihak Tumbuh Kembang Anak, menambahkan semua kegiatan untuk menunjang KLA harus diimplementasikan mulai dari keluarga. Selanjutnya berlanjut ke desa layak anak, kecamatan layak anak, kota kabupaten layak anak, sampai provinsi layak anak. Salah satu lingkungan yang sangat berpengaruh adalah sekolah.
Menurut Lenny, lingkungan sekolah harus menjadi lingkungan yang ramah anak, karena orangtua mereka mempercayakan anak-anaknya pada pihak sekolah. Bukan hanya para pengajarnya yang ramah anak, para staf sekolah termasuk penjaga atau petugas kebersihan sekolah pun seharusnya juga ramah anak. Jangan sampai anak-anak justru merasa tidak nyaman atau bahkan tertekan di sekolahnya.
KPPPA optimis target Indonesia Layak Anak pada 203 akan tercapai. Apalagi dari 20 kota yang jadi pilot project, sudah cukup berhasil dalam lima tahun terakhir ini. Bahkan di tahun ini sudah ada 302 kota yang terimplementasi menuju kota layak anak. Untuk sementara urutan tiga terbaik ditempati oleh Solo, Bali, dan Surabaya yang cukup mumpuni dalam 31 indikator menjadi kota layak anak.