Dubes Rusia di Turki Dibunuh, Apa Reaksi Vladimir Putin?

Henry Hens diperbarui 20 Des 2016, 20:32 WIB

Fimela.com, Jakarta Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Turki, Andrey Karlov menjadi korban penembakan di Ankara, Senin (19/12/2016) waktu setempat. Sempat dikabarkan dalam kondisi luka parah, Dubes Rusia kemudian dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut.

Seperti dilansir dari liputan6.con, pada saat kejadian, Dubes Karlov sedang menyampaikan sambutan dalam acara pembukaan pameran foto di sebuah galeri di Ankara. Tiba-tiba seorang pria mengarahkan tembakan ke arah korban. Ia menembak dari belakang. "Jangan lupakan Aleppo," teriaknya sebelum menarik pelatuk, demikian seperti dikutip dari CNN, Selasa (20/12/2016).

Foto yang diambil dari lokasi kejadian menunjukkan, sesosok manusia terbaring di lantai ketika seorang pria yang membawa senjata berdiri di dekatnya. Pelaku juga sempat memerintahkan orang-orang yang ada di galeri untuk mundur, dalam Bahasa Turki, sambil mengacungkan senjata.  Kantor berita Turki, Anadolu melaporkan kalau pelaku sudah diamankan.

Namun belum diketahui apakah ia dalam kondisi bernyawa atau sudah tewas saat ditangkap. Menanggapi insiden tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan penembakan tersebut adalah upaya provokasi.

"Pembunuhan tersebut jelas merupakan provokasi yang bertujuan merusak perbaikan dan normalisasi hubungan Rusia dan Turki, serta merusak proses perdamaian di Suriah yang didukung Rusia, Turki, Iran, dan negara-negara lain yang berniat menyelesaikan konflik di sana," tutur Putin. Ia menambahkan, satu-satunya respons yang akan diambil pihak Moskow adalah dengan meningkatkan perlawanan terhadap terorisme.

Komite Investigasi Rusia sudah mulai melakukan investigasi terkait penembakan tersebut. Putin juga mengaku sudah berbicara lewat sambungan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk memastikan aparat kedua negara akan berkolaborasi menguak insiden tersebut.