Fimela.com, Jakarta Kompromi dalam hubungan memang berupa batasan-batasan yang harus dipatuhi dalam rangka 'menjaga' hubungan dan perasaan pasanganmu. Sebab hanya dengan kompromi lah langkah kamu dan dia bisa berjalan beriringan.
Perlu kamu ketahui, bahwa tidak semua hal patut kamu kompromikan, apalagi kamu patuhi sebagai aturan sepihak. Karena jika itu tejadi sepihak, namanya bukan kompromi tapi insecure. Misal; pasanganmu menunjuk siapa teman yang boleh main denganmu, siapa yang tidak. Jelas itu bukan pertanda yang baik. Jangan anggap dia melakukan itu karena cinta, sebab kalau cinta, dia akan mendekat pada mereka dan menganggap mereka temannya juga, bukan malah membangun tembok antara mereka denganmu.
Apa yang kamu kenakan juga semestinya tidak masuk dalam aturannya. Kamu punya kebebasan untuk mengenakan apa saja yang kamu suka dan membuatmu nyaman. Pasangan yang baik akan menerimamu apa adanya. Lagi pula, kamu pun paham 'aturan' berpakaian sesuai dengan acara, kan?
Begitu juga dengan apa yang kamu tunjukkan di media sosial, dengan lingkungan pergaulan yang kamu pilih, kapan kamu harus pulang, kapan kamu boleh pergi dan sebagainya. Serius, deh. Tindakan-tindakan tersebut hanya menunjukkan sikap kekanak-anakkan yang tak dapat diredam, bukan perhatian, apalagi cinta. Jadi, kamu harus pandai membedakan mana tindakan yang butuh kompromi, mana yang sekadar upaya untuk mengontrolmu, ya! Jangan sampai kamu membuang waktu dan energi untuk menjalani hubungan yang tidak sehat.