Fimela.com, Jakarta Kemeriahan dan kehangatan suasana Natal mulai menyebar ke seluruh penjuru dunia. Seluruh keluarga telah bersiap, anak-anak menyambutnya dengan riang gembira, terutama kado-kado Natal yang biasanya tersedia. Namun, Kaley Faris berbeda.
Ia belum merasakan euforia itu karena sang ibu sedang berada jauh darinya. Rainey, ibunya, bekerja di institusi militer dan sedang berada di Qatar untuk tugas selaa 6 bulan. Rainey dijadwalkan akan pulang tanggal 15 Desember, namun sesampainya di Qatar jadwal kepulangannya berubah jadi tanggal 22 Desember.
"Aku mengabarinya dan itu membuatnya sedih," ungkap Rainey kepada abcnews.com. Namun, faktanya ia berhasil pulang untuk merayakan Natal bersama keluarga dan hari kepulangannya bertepatan dengan pertunjukan tari di sekolah Kaley.
Tak terbayangkan oleh Rainey sebelumnya bahwa ekspresi sang putri sedemikian mengharukan. "Aku tak membayangkan bagaimana reaksinya dan ternyata itu benar-benar tak ternilai," kata Rainey.
Saat menyaksikan sang ibu datang, Kaley keluar dari barisan teman-temannya dan berhambur ke pelukan sang ibu. Tangisnya pecah. Momen mengharukan itu disaksikan seisi ruangan.
Rainey mengaku dia akan menikmati liburannya dengan sang putri. Mereka juga telah menjadwalkan untuk bersama-sama mendekorasi pohon Natal di rumah. Melihat ekspresi Kaley, sepertinya kepulangan sang Ibu adalah hadiah Natal yang sangat berarti baginya.