Fimela.com, Jakarta Awan duka merundung keluarga Peltu Lukman Hakim, satu dari dua belas personel korban pesawat Hercules jatuh. Sebagaimana diwartakan Liputan6.com, korban meninggalkan istri, Titi Suhartiningsyih, serta tiga orang anak lelaki, yakni M. Rizal, Ahmad Syauqi dan Novianto.
"Bapak berangkat Jumat pagi. Terakhir saya komunikasi dengan beliau pada Sabtu sore melalui pesan pendek, meminta saya mengambil surat kendaraan yang baru selesai beliau urus," kata anak korban, Syauqi, di rumah duka di Jalan Tangkuban Perahu, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (18/12), kepada Liputan6.com.
Syauqi dan saudara kandungnya mengaku sudah biasa ditinggal bapak untuk dinas sampai berhari-hari. Telebih, anggota keluarga besar mereka pun banyak yang berprofesi sebagai anggota TNI maupun polisi. "Kabar tentang musibah yang dialami oleh bapak juga pertamakali disampaikan oleh seorang saudara yang jadi polisi dan dinas di Papua," sambung Syauqi.
Pribadi sang bapak dikenal tegas dan disiplin, terutama soal waktu. Kakak ipar korban, Kapten Teknik Sutikno mengatakan, korban dikenal mudah membantu anggota keluarga yang membutuhkan pertolongan. Pelda Lukman Hakim masuk TNI AU tahun 1991 dari jalur bintara dan telah berdinas di Juanda Surabaya dan pindah ke Malang.
"Siapa saja keluarga kalau butuh bantuan, dia pasti tak segan membantu. Kebetulan saya dan almarhum juga dinas di tempat yang sama," tutur Sutikno. Ia mengaku terakhir bertemu dengan salah satu korban pesawat Hercules jatuh tersebut pada Selasa (13/12) lalu di mushola Pangkalan Abdurrahman Saleh Malang. "Ketemu biasa saja, tak ada obrolan serius. Keluarga tak ada firasat apapun atas musibah ini," ujarnya.