Fimela.com, Jakarta Masih ingat nama Ira Riswana? Artis yang sempat bermain dalam sinetron Angkot Haji Imron yang tayang di SCTV beberapa waktu lalu itu, kini ia telah memiliki empat anak dari pernikahannya dengan seorang polisi, Abu Bakar Tertusi. Bagaimana kisah cinta mereka?
Pertemuan Ira Riswana dengan Abu Bakar Tertusi terjadi saat Ira masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Saat itu, Abu sudah menjadi siswa Akademi Kepolisian (Akpol). Saat itu belum ada rasa apapun, karena itu hanya pertemuan biasa.
"Ketemu lagi pas galau. Tapi kami berteman biasa nggak ada rasa. Tapi dia orang yang sabar. Aku nganggap dia sebagai abang dan sahabat. Nggak pernah tau isi hatinya karena emang seperti teman. Ternyata, ada udang di balik bakwan," kenang perempuan kelahiran Bandung, 23 November 1977 itu tergelak, saat berbincang dengan Bintang.com, melalui aplikasi WhatsApp dalam beberapa kesempatan pada pertengahan Desember 2016.
Hubungan Ira memang tergolong dekat. Menurut Ira, kakak Abu merupakan teman kerja papanya. Saat itu ia memanggil Abu dengan sebutan 'om'. Selain itu, keponakan Abu merupakan teman main Ira.
"Kami enggak pacaran. Dia orang yang bertanggung jawab sama hidupku. Bisa mengubah pola pikirku. Bang Abu satu-satunya yang berani ngajak aku susah," kata Gadis Sampul 1994 itu tertawa.
Tak hanya bertanggung jawab, di mata Ira, Abu sosok lelaki yang sabar menghadapi dirinya. Abu juga mampu membuat Ira menjadi lebih baik. Hal itu yang membuat Ira bersedia menikah dengan Abu.
Pada Desember 2001, Ira dan Abu menikah di Bogor, Jawa Barat. Pernikahan mereka berlangsung sederhana. Tak ada perayaan dan pesta.
"Yang penting kami sah dan ke depan yang mesti kami lihat. Banyak yang mesti kita siapin karena kami memulai dari nol semuanya," ungkap Ira.
What's On Fimela
powered by
Komunikasi Nomor Satu
Usai menikah, tak ada panggilan yang berubah. Abu memanggil Ira, 'non', sedangkan Ira memanggil Abu, 'bang'. Di luar panggilan itu, Abu meminta Ira untuk tidak bekerja. Karena memang sejak awal ia sudah janji akan bertanggung jawab. Ira bertugas untuk mengatur dan menjaga keluarga.
"Dari nggak bisa masak sampai aku bisa masak. Bisa berberes, nyuci sampai setrika. Karena komitmen dan pilihan hidupku. Akhirnya ya aku menjadi ibu rumah tangga sejati," tutur Ira tertawa.
"Pekerjaan aku hanya mengurus rumah tangga mulai dari jam 4 pagi sampai jam 10 malam. Mulai sarapan, makan siang, cemilan sore, dan makan malam. Nyiapin seragam sampai nunggu anak pulang sekolah," sambung Ira kembali tergelak.
Meski menjadi ibu rumah tangga sejati, Abu tetap memberikan dukungan kepada istrinya itu, terlebih soal pendidikan. Pada 2017 mendatang, ia akan melanjutkan studinya ke jenjang program pascasarjana.
"Aku lagi mau ambil S2. Kalau buat sekolah, suamiku dukung, karena kata suamiku jadi ibu harus pintar," jelas Ira. "Tahun 2017 besok banyak goal," lanjut Ira.
Untuk menjaga keharmonisan, bagi Ira, komunikasi nomor satu. Meskipun kadang-kadang dengan suara keras. Tak ada hal yang romantis. Ira sendiri menyebut ia dan Abu bukan tipe romantis.
"Kalo emosi aku mah emosian orangnya. Suamiku yang adem. Nanti kalo dia yang emosi, aku yang adem," kata Ira tertawa.
Anak dan Suka Duka Istri Polisi
Di tengah-tengah kesibukan, Ira tetap meluangkan waktu untuk berlibur bersama empat anaknya; Muhammad Akbar Gibrani, Maulana Malik Ibrahim, Muhammad Ilyas Pranaya Mangkuraja, dan Muhamad Yusuf Pesating Gatra. Sementara sang suami jarang ikut karena kesibukan sebagai Wakil Kepala Satuan (Wakasat) Brimob Polda Riau. Bagi Ira, Jumat malam itu merupakan waktu keluarga.
"Jadi, hari ini nggak ada yang boleh ganggu. Karena aku juga ngajarin anak-anak arti penting keluarga," ujar Ira.
Ira menjelaskan, dalam mendidik anak ia dan suami tak memakai cara militer. Mereka justru menerapkan prinsip demokratis. Artinya, orang tua itu bisa jadi sahabat juga teman curhat.
"Kayak nggak ada batasan antara anak dan orang tua, tapi mereka segan bukan takut, terbuka, sangat terbuka," kata Ira.
Dalam mendidik anak-anak, Ira selalu menekankan pada akhlak, akidah, dan bagaimana cara bertahan hidup. Menurut Ira, pendidikan bukan nomor satu buat anak-anaknya karena bakat tak selalu diakademikkan.
"Aku selalu buat mereka menemukan jati diri dulu. Setelah itu, aku arahkan apa yang mereka mau. Aku punya dua anak spesial. Aku bersyukur karena Tuhan nitipin mereka buat aku. Berarti Tuhan percaya aku sanggup merawat mereka," papar Ira.
Selain soal anak, Ira juga cerita tentang suka duka menjadi istri seorang polisi. Sukanya, menurut Ira, ia bisa jalan-jalan ke seluruh Indonesia dan bisa kenal banyak orang. Ia bersyukur bisa ikut dinas bersama suami ke tempat-tempat yang keren, seperti Papua, Kupang, Kalimantan Selatan.
"Dukanya, kadang karena mereka melihat aku dari artis, makanya mereka suka neting sama selalu menganggap kalo aku nggak mampu untuk mengemban tugas," jelas Ira.
Sebagai istri polisi, Ira menjelaskan bukan tipe penjilat. Ia juga tak bisa bersikap manis-manis tak tulus. Bgi Ira, semua sudah diatur oleh Allah agar diberi keselamatan.
"Hidupkan nggak cuma pangkat dan jabatan. Seandainya ada yang menghalangi, ya anggap aja belum rezeki," kata Ira.
Saat ini, Ira menganggap hidupnya hanya seputar anak-anak dan suami. Ia masih menunda mimpi. Tapi setelah anaknya dewasa dan bisa ditinggal, ia tentu akan mewujudkan mimpinya.
"Banyak mimpi yang tertunda sejak aku menikah dan jadi istri polisi. Jadi, ya waktunya akan tiba. Ira Riswana akan berkarya lagi. Aku pengen punya kantor pengacara. Banyak hal yang mau aku buat tanpa ada embel-embel di belakang kehidupanku," tegas Ira Riswana.