Bom Meledak di Luar Stadion Sepakbola Turki, 29 Orang Tewas

Henry Hens diperbarui 11 Des 2016, 14:27 WIB

Fimela.com, Jakarta Aksi teror kembali melanda Turki. Kali ini terjadi usai pertandingan sepakbola di Istanbul. Dua bom meledak dalam kurun waktu kurang dari satu menit yang menyebabkan 29 orang tewas dan 166 terluka di luar stadion di Istanbul, Sabtu (10/12/2016) malam waktu setempat

Seperti dilansir dari antaranews, peristiwa itu terjadi setelah pertandingan dua klub sepak bola papan atas di negara tersebut, yaitu tuan rumah Besiktas melawan Busaspor. Ledakan pertama berasal dari bom mobil di luar Vodafone Arena, yang merupakan kandang klub Besiktas. Ledakan ini menyisakan reruntuhan dan puing-puing terbakar di jalan raya.

Sekitar 40 detik uluh lima detik kemudian, seseorang diduga mengenakan bahan peledak, melancarkan aksinya dengan meledakkan bom saat ia dikeliling polisi di sebuah taman yang berdekatan dengan stadion. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus dalam konferensi pers seperti dilansir laman Reuters, Minggu (11/12/2016).

Presiden Tayyib Erdogan mengatakan ledakan tersebut sebagai serangan teroris terhadap polisi dan warga. Ia menyebutkan, ledakan yang terjadi dua jam setelah pertandingan yang dihadiri ribuan orang, membuat banyaknya korban berjatuhan. Dari 29 korban tewas, 27 orang merupakan anggota polisi dan dua orang lainnya adalah warga sipil.

Serangan tersebut mengguncang Turki yang masih berusaha pulih dari serangkaian pengeboman mematikan di tahun ini, termasuj di Istanbul dan ibu kota Ankara. Beberapa di antaranya menyalahkan ISIS dan yang lainnya diklaim oleh gerilyawan Kurdi. Namun sampai saat ini belum ada yang bertanggung jawab atas serangan terbaru ini.

Meski begitu ledakan terjadi kurang dari seminggu setelah ISIS mendesak pendukungnya untuk menargetkan keamanan, ekonomi dan pembentukan media Turki. Turki sendiri merupakan aliansi militer NATO dan bagian dari koalisi Amerika Serikat untuk memerangi ISIS. Turki meluncurkan serangan militer ke Suriah pada Agustus lalu terhadap ISIS serta gerilyawan Kurdi.