Fimela.com, Jakarta Forum Cepat Tanggap Indonesia (Fota Center) menggelar pernikahan massal di Kampung Penampungan, Kelurahan Menteng Atas Jakarta Selatan, Sabtu (10/12/2016).
Sebanyak 15 pasutri yang dinikahkan, memiliki latar belakang yang berbeda. “Rata-rata sebelumnya hanya nikah siri, atau belum pernah menikah,” kata Ketua Umum Fota Center, Fonda Tangguh di sela-sela acara.
Menurutnya, pernikahan tersebut sengaja digelar bukan saja untuk kepentingan pasangan yang menikah saja. “Kami melihat ke depan, karena kalau tidak menikah resmi kasihan anak-anak mereka, tidak bisa punya akte,” lanjut Fonda.
Untuk prosesi pernikahannya, semua biaya ditanggung Fota Center. Termasuk untuk mendatangkan penghulu dari KUA setempat. “Disini ada 300 orang, kita pilih 15 pasangan untuk dinikahkan, semua tidak kita pungut biaya,” sambung pria kepala plontos ini.
Prosesi pernikahannya pun berlangsung khidmat dan sakral. Ke-15 pasangan pengantin berdandan dengan mengenakan kebaya modern. Mereka didandani oleh 6 mahasiswa Fakultas Tehnik Program Studi Tata Rias Universitas Negeri Jakarta (UNJ) selama dua jam lebih.
Menariknya, meskipun lokasi Kampung Penampungan itu terletak di tengah-tengah Kuburan Belanda Menteng Pulo, namun suasana pernikahan massal sama seperti pernikahan pada umumnya.
Beberapa dekorasi dari bahan kardus bekas dan kaleng plastik nampak menghiasi berbagai sudut kampung. Jamuan makanannya pun tersedia. Mulai jajanan pasar hingga makanan berat berupa nasi kotak.
Menyoal ide pernikahan massal, Fonda Tangguh menyebut datangnya dari Sekjen Fota Center, Lidya Bakrie. “Beliau mendengar dari laporan masyarakat bahwa di kampung penampungan ini banyak yang belum nikah resmi,” kata Fonda.
Tidak banyak yang diharapkan Fota Center. “Ini niat mulia. Kita ikut bahagia melihat mereka bahagia, dan ini bagian dari program Fota Center untuk berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan . Setelah dari sini, kita akan menyasar daerah lain,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu pasangan pengantin yang ditemui wartawan, Agus Jumadi dan Tuti Sadiah mengaku sangat bahagia dengan pernikahan tersebut. “Ini seperti mimpi saja, karena sudah bertahun-tahun menikah siri, baru hari ini kami bisa melangsungkan pernikahan,” ujar Tuti.
Senada disampaikan Jaenudin dan Sri Hartati. Saat mengungkapkan kebahagiannya, dia sampai meneteskan air mata. “Saya tidak bisa ngomong untuk menyampaikan kegembiraan ini,” tutup Sri.
Dalam pernikahan massal di tengah kuburan tersebut turut hadir beberapa pejabat dari Polres dan Polsek di wilayah Jakarta Selatan.